Apa yang harus saya lakukan sebagai ayah jika cita-cita anak tidak sesuai dengan yang saya inginkan? Banyak orang tua bergulat dengan dilema ini. Dan sebagai ayah—apalagi yang sayang anaknya—pasti ingin yang terbaik. Tapi apa “terbaik” menurut kita, belum tentu “terbaik” menurut hidup anak. Berikut ini beberapa langkah bijak yang bisa kamu pertimbangkan:

1. Dengarkan dengan Tulus

Kadang anak cuma butuh didengarkan dulu, bukan langsung dihakimi.

“Kenapa kamu ingin jadi itu?”
“Apa yang membuatmu tertarik?”
“Apa kamu sudah pikirkan risikonya?”

Dengan bertanya seperti ini, kamu tidak memaksakan kehendak, tapi membuka ruang diskusi.

2. Pisahkan Antara Ambisi Orang Tua dan Minat Anak

Kadang kita ingin anak jadi dokter, insinyur, PNS, TNI, karena itu simbol kesuksesan di generasi kita. Tapi dunia sudah berubah. Anak mungkin ingin jadi desainer game, penulis puisi, fotografer, atau konten kreator.

🌱 Tugas kita bukan mencetak anak jadi versi ideal kita, tapi membimbing mereka menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.

3. Bantu Anak Merencanakan Jalan Hidupnya

Kalau kamu masih ragu sama cita-cita anak, coba ajak dia membuat rencana:

  • Apa sekolah atau pelatihannya?
  • Bagaimana prospek ke depan?
  • Siapa tokoh panutannya?
  • Sudah ada contoh yang sukses?

Ini bisa jadi sarana realistis dan juga bikin anak merasa kamu support.

4. Kompromi: Cita-cita vs. Kewajiban

Kalau cita-citanya benar-benar tidak meyakinkan (misal mau jadi YouTuber tapi tidak konsisten), kamu bisa kasih syarat:

“Papa setuju kamu kejar passion, tapi kamu juga harus selesaikan kuliah/memiliki skill lain sebagai cadangan.”

Jadi bukan “iya” atau “tidak”, tapi “iya dengan tanggung jawab”.

5. Percayalah pada Proses dan Cinta

Ingat, cinta bukan soal mengontrol, tapi membimbing. Anak yang tahu bahwa ayahnya percaya padanya, akan lebih kuat saat jatuh dan bangkit.

Bahkan kalau dia gagal, dia akan pulang ke rumah dengan rasa hormat, bukan rasa malu.

Tim GoKreaf/ChatGPT

Please follow and like us:
error71
fb-share-icon0
Tweet 5