Oleh Tias Tatanka

Suatu hari saya ditanya seorang teman mengenai kapan usia yang tepat bagi anak untuk memilih. Saya agak berhati-hati menjawabnya karena bisa jadi jawabannya sangat subjektif.

Maka saya menjawab berdasar pengalaman saya sebagai ibu dengan empat anak yang sudah berusia dewasa. Kebetulan dalam menerapkan pola pendidikan dan pengasuhan, saya dan suami berunding lebih dahulu. Kami sepakat untuk mencari titik temu pola itu, sehingga perbedaan yang sangat mungkin terjadi dalam praktik mengasuh anak dapat dengan mudah dicari kesamaannya.

Alih-alih mematok usia bagi anak dibolehkan memilih sendiri baju, hobi, makanan, dan lainnya, kami memberi kebebasan bagi anak sejak kecil.

Dimulai dari pakaian. Kami menghormati pakaian pilihan anak. Selama masih bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi, kami biarkan saja. Anak pun akan senang karena pilihannya dihargai.

Rupanya secara perlahan hal itu menjadi pondasi bagi anak dalam memupuk rasa percaya dirinya. Ia pun mampu mendengar masukan sekelilingnya tanpa takut dikecam.

Sampai ketika ia harus memutuskan pilihan sekolahnya, anak punya kriteria sendiri. Salah satu yang berusaha kami lakukan adalah berdialog dan berkomunikasi. Termasuk saat anak memutuskan sendiri, ia telah melewati diskusi bersama kami, orang tuanya.

Tentu saja masih banyak kekurangan kami sebagai orang tua. Namun, kerja sebagai orang tua tak pernah berhenti, kan. Jadi kami pun harus terus-menerus belajar menjadi lebih baik.

Serang 14 April 2025

Please follow and like us:
error71
fb-share-icon0
Tweet 5