Oleh: Zaeni Boli

Rabu kemarin, 16 April 2025. Sehabis hujan sore, pelangi yang indah menampakkan wajahnya. Larantuka jadi sedikit dingin menjelang malam.

Sehabis salat Magrib, saya mengajak anak dan istri untuk menyaksikan langsung sebuah peristiwa budaya religius yang terjadi setiap Rabu pada momen Semana Santa atau Pekan Suci umat Katolik. Peristiwa budaya itu adalah Rabu Trewa.

Trewa sendiri dimaknai sebagai bunyi-bunyian. Entah bagaimana awalnya tradisi ini dimulai, namun dalam literatur yang tertulis, ini adalah sebuah momen sebelum hening. Menjelang Kamis Putih sampai Jumat Paskah, Rabu Trewa menjadi tanda awal masa berkabung.

Dalam tulisan ini, saya tak ingin masuk ke wilayah sejarah, tapi lebih kepada pengalaman menonton atau menyaksikan langsung Rabu Trewa.

Rabu Trewa biasanya dimulai di awal malam, setelah sore mulai menggelap. Jika kita atau para peziarah datang terlambat, maka peristiwa ini bisa terlewatkan. Peristiwa ini dimulai dari segerombolan orang—terdiri dari remaja, anak-anak, hingga orang dewasa—yang membawa seng-seng dan menariknya ke jalanan sambil berlari. Suara yang dihasilkan dari gesekan tersebut menyerupai gemuruh atau gelombang laut.

Kami menyaksikan ini sebagai sebuah pertunjukan yang menarik. Banyak peziarah maupun warga lokal Larantuka turut menyaksikan peristiwa ini—sebuah perayaan yang seru dan memacu adrenalin, terutama bagi yang baru pertama kali melihat, seperti kami.

Ada sedikit perasaan takut, namun anak-anak yang bermain seng dan membuat bunyi-bunyian, meskipun tampak liar, tetap menjaga keselamatan penonton.

Para penonton dianjurkan tetap berada di trotoar untuk menghindari insiden. Tradisi meriah yang penuh makna ini turut dijaga oleh pihak berwajib, termasuk kepolisian, dan diliput oleh berbagai media, baik dari dalam kota maupun luar.

Jika datang ke Larantuka pada momen Semana Santa, tradisi Rabu Trewa ini jangan sampai terlewatkan. Ternyata tidak semua daerah atau paroki di Larantuka melaksanakannya. Yang kami saksikan ini berlangsung di sekitar taman kota, dari Kapela Tuan Ana sampai San Do Minggo, di Kelurahan Balela, Kecamatan Larantuka.

Please follow and like us:
error71
fb-share-icon0
Tweet 5