Oleh: Justicia

Konsep cinta antara dua insan, lawan jenis, tentu merupakan sesuatu yang indah—termasuk segala perjuangannya. Cinta itu butuh perjuangan, bukan cuma perjuangan secara tenaga dan waktu, tapi juga secara finansial.

Apalagi kalau tujuannya adalah bahtera rumah tangga yang bernama pernikahan. Wajar nggak sih kalau pertimbangan soal harta menjadi hal utama dalam suatu hubungan?

Materialistis Itu Realistis

Bagi perempuan terutama, sering kali dianggap matre kalau sudah mengedepankan atau membahas harta dan finansial dalam hubungan. Padahal, yang salah adalah mereka yang hanya fokus pada unsur materialistisnya tanpa memahami konteks. Bersikap materialistis sebenarnya adalah bentuk sikap realistis. 

Nyatanya, hidup memang butuh uang. Uang adalah bagian dari kehidupan sehari-hari dan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Menjadi materialistis dalam hubungan adalah bentuk nyata dari berpikir realistis—berpikir panjang ke depan terhadap potensi ancaman ekonomi yang bisa saja menerpa hubungan di masa mendatang.

Materialistis Itu Harus

Menjadi materialistis itu harus dalam hubungan. Tahu kan, kemapanan seseorang salah satunya dilihat dari kondisi finansialnya? Kemapanan secara ekonomi menjadi gambaran bagaimana seseorang mengelola keuangan dan menjadi mandiri secara finansial. Terutama bagi para perempuan nih—manusia baik itu banyak, tapi “baik” juga punya klasifikasinya sendiri. 

Standarnya beda-beda. Menilai laki-laki dari “baik” saja tidak cukup meyakinkan. Baik, tapi malas kerja? Baik, tapi manipulatif? Memiliki standar finansial itu bukan salah—malah disarankan.

Perempuan harus tahu standar dan kualitas pasangan yang diinginkannya, tentu dengan catatan: dia juga harus menyesuaikan diri dengan standar yang diciptakannya sendiri.

Materialistis Itu Visioner

Menjadi materialistis yang realistis bukan berarti mengedepankan ego sosialita, tapi menjadikan aspek ekonomi dan finansial sebagai faktor utama dalam kehidupan, termasuk dalam hubungan, dengan mempertimbangkan ancaman-ancaman masa depan.

Uang menjadi faktor utama karena penopang kehidupan adalah keuangan—termasuk kemampuan mengelola aset dan mengembangkannya.

Nggak bisa dipungkiri, stabilitas ekonomi jadi salah satu jaminan harmonisnya sebuah hubungan. Akses kemudahan dan eksklusivitas juga jadi kelebihan bagi mereka yang punya uang dibanding yang tidak. Untuk memberikan pendidikan terbaik saja butuh dana besar demi menjamin masa depan. 

Konsepnya kayak investasi: ada harga, ada kualitas. Ada kemudahan yang datang dari uang, ada akses ke jaringan dan kenalan yang menjamin, dan tentu saja—ada keamanan finansial yang lebih pasti.

Bio Justicia
Please follow and like us:
error71
fb-share-icon0
Tweet 5