
Oleh: Zaeni Boli
Buku berjudul Dudung Suka Balap Karung yang ditulis oleh Pratiwi Ambarwati bukanlah buku cerita anak biasa. Menurut hemat saya, ia punya makna yang lebih dalam dari sekadar cerita anak.
Saya punya alasan tersendiri terhadap pernyataan ini. Jika dalam buku cerita anak, khususnya keluaran lama, kita seringkali melihat alur yang rata-rata berakhir bahagia, maka dalam buku ini tidak sepenuhnya begitu.
Mungkin ini ada kaitannya dengan latar belakang penulisnya sendiri, yang merupakan dosen Program Studi Komunikasi di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta.

Terlihat jelas kecakapan penulis dalam membangun cerita yang inspiratif tanpa terkesan menggurui. Tokoh utama dalam cerita, yakni Dudung, tidak selalu mendapatkan kemudahan dalam perjuangannya.
Ya, buku ini bercerita tentang perjuangan seorang anak bernama Dudung yang akan mengikuti lomba balap karung. Sebuah perjuangan yang tidak dibuat mudah oleh penulisnya.
Tapi dari situ kita bisa paham: anak yang membaca, atau anak yang sedang dibacakan cerita ini, bisa belajar dari perjuangan Dudung—bahwa untuk meraih sebuah kesuksesan dibutuhkan perjuangan.

Dan, ya, bisa juga kegagalan. Tapi saat terpuruk, apa sikap yang mesti diambil? Menyerah atau bangkit?
Jawabannya ada di buku ini, yang dicetak oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Sangat menginspirasi dan layak direkomendasikan untuk pembaca anak, khususnya pada jenjang B2.
Buku ini juga bisa menjadi referensi bagi penulis pemula yang ingin belajar menulis cerita—sebuah cerita inspiratif yang menggugah daya juang kita dalam meraih cita-cita.
Kami membaca berulang-ulang karena buku ini memang bagus dan bermutu.

Sekali lagi, terima kasih untuk Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang telah menghibahkan buku bacaan anak kepada banyak taman baca dan perpustakaan di Indonesia.
Kebetulan, anak saya yang masih berusia 3 tahun lebih sangat menyukai aktivitas mendengarkan bacaan cerita anak yang dibacakan oleh kedua orang tuanya.


