
Oleh Muhzen Den
Saya terlahir bukan dari keluarga yang mencintai buku. Karena bapak-ibu saya lebih mementingkan anak-anaknya bersekolah dan mengaji.
Bapak-ibu saya selalu mendorong anak-anaknya, terutama saya, agar belajar mengaji. Karena bagi bapak-ibu, dengan kita belajar agama, Insyaallah, jalan hidup kita akan lancar. Bahkan, doa-doa yang sering kita ucapkan setelah salat akan terkabul.
Namun, meskipun bapak-ibu saya belum mampu membelikan buku-buku bacaan. Beliau tidak ingin anak-anaknya tidak bersekolah. Makanya, pendidikan bagi bapak-ibu itu penting.
Saya memulai membaca buku saat tidak sengaja menemukan potongan-potongan kertas koran, komik, dan buku cerita saat mengorek-ngorek tempat sampah. Dari situ, saya mulai penasaran dengan membaca buku.
Beranjak remaja, saya bergabung di sebuah taman bacaan masyarakat yang tak jauh dari rumah. Nama TBM itu adalah Rumah Dunia. Mulai saat itu, saya jadi suka membaca dan mulai menabung untuk membeli buku incaran saya.
Harta
Bagi saya buku adalah harta kekayaan. Sebab, sejak saya getol membaca buku, saya seolah-olah memiliki wawasan baru yang sebelumnya tak pernah saya ketahui. Ternyata membaca buku buat saya semakin terbuka secara pemikiran dan punya motivasi untuk terus belajar.
Saya tidak menyesal terlahir dari keluarga kurang mampu. Sejak kecil saya jarang dibelikan mainan, karena bapak-ibu punya prioritas ke pendidikan.
Saya bisa suka dengan buku bukan dari rumah, tapi lingkungan sekitar yang memengaruhi saya. Membaca buku telah mengembangkan pola pikir saya. Saya jadi merasa beruntung bisa membaca buku.
Saya menganggap buku adalah harta yang saya punya. Karena buku telah menolong saya dari kebodohan sehingga saya punya mimpi untuk bangkit menatap masa depan.
Saya juga merasa beruntung bisa bergabung di Rumah Dunia karena di sana menyediakan buku-buku yang saya sukai.
Jalan Hidup
Dengan membaca buku, jalan hidup saya semakin terang. Bahkan, harapan dan cita-cita saya tercapai berkat membaca buku. Andai buku tak pernah bertemu dengan saya, entah apa jadinya hidup ini.
Sejak puluhan tahun bergelut dengan buku-buku, membuat saya semakin yakin bahkan ilmu pengetahuan yang ada di buku membuka jalan hidup. Saya merasa terbantu dengan aktivitas literasi ini sehingga saya tak pernah lepas dari kegiatan ini.
Buku adalah jendela dunia. Karenanya, saya menjadikan koleksi buku-buku yang ada di rumah merupakan harta paling berharga. Tanpa buku, hidup saya tak menentu. Terima kasih buku!

