Oleh: Tias Tatanka

Saat berkunjung ke Cirebon saya ingin mencoba makan nasi lengko, salah satu kuliner khas Cirebon. Namun, ketika mengetahui nasi lengko hanya berlauk tahu tempe, saya urung memesannya. Sore yang dingin karena hujan membuat saya ingin menyantap hidangan yang menghangatkan badan. Akhirnya saya memutuskan akan makan empal gentong.

Setelah bertanya ke beberapa orang dan mencari informasinya di internet, empal gentong yang terkenal di Cirebon adalah empal gentong Haji Apud. Saat menumpang taksi online pun kedua sopir memberikan info yang mirip mengenai tempat makan Haji Apud ini.

Ada dua jenis empal gentong di situ, yang original bersantan dan jenis tanpa santan. Yang terakhir ini disebut empal gentong asem. Lantaran pernah mencicipi empal gentong santan, saya akhirnya memilih empal gentong asem.

Menurut kedua sopir taksi online tersebut, Di hari kerja antrian makan di rumah makan Haji Apud tidaklah seramai saat akhir minggu. Biasanya hal ini ditandai dari penuh tidaknya area parkir di depan rumah makan.

Rupanya pilihan menyantap empal gentong asem yang panas itu menjadi pilihan terbaik dia hari yang dingin. Menurut saya, empal gentong tanpa santan terasa lebih ringan di lidah. Nasi putih yang menyertai empal gentong saya bagi dua karena merasa terlalu banyak porsinya. Tanpa terasa nasi setengahnya lagi pun akhirnya habis saya makan.

Selain empal gentong yang dimasak langsung, ternyata ada versi kemasan kaleng. Rupanya modernisasi telah merambah kuliner satu ini. Tentu saja akan memudahkan bagi para pengunjung yang ingin membawa empal gentong sebagai oleh-oleh.

Harganya pun sama dengan empal gentong yang dimakan di tempat. Kelebihan lainnya jenis empal gentong dalam kemasan kaleng lebih beragam dibanding dengan empal gentong yang dimakan di tempat.

Ada tiga cabang empal gentong Haji Apud di Cirebon. Saya mengunjungi salah satu cabangnya di Komplek Pasar Batik, jalan Otista Plered, Cirebon.

Please follow and like us:
error71
fb-share-icon0
Tweet 5