Oleh: Justicia

Raja dan ratunya genre misteri ini punya ciri khas masing-masing dalam menyampaikan kisah mencekam lewat gaya tulisannya. Aku penikmat novel misteri—setelah sebelumnya baca komik Detektif Conan, yang akhirnya mendorongku untuk cari tahu lebih jauh tentang Sherlock Holmes dan Hercule Poirot. Sejak itu, novel misteri jadi novel pertamaku yang kumiliki.

Tulisan ini dibuat bukan hanya berdasarkan sekali baca atau review buku-buku mereka. Setidaknya menurutku, ini perbedaan yang kurasa dan kuanggap cukup jelas selama jadi pembaca karya-karya mereka:

1. Narasi Cerita

IMO, dari cara mereka menarasikan keadaan suatu kasus atau misteri, terasa jelas bedanya. Christie menarasikan ceritanya secara santai dan runtun. Kehidupan sehari-hari jadi latar kegiatan dan ciri khas Christie, sehingga cerita mudah diterima dan pembaca bisa gampang ngikutin jalannya cerita.

Sedangkan Doyle, seringkali langsung menarasikan kejadian atau kasus tertentu secara spesifik. Tentu aja, Doyle punya Sherlock Holmes yang jadi tokoh utama dan kebanggaannya itu, jadi ya kisahnya memang just revolved around Sherlock Holmes dan masalahnya.

Agatha Christie juga punya Hercule Poirot, tapi baginya, Poirot bukan satu-satunya fokus. Ciri khas lain dari Christie adalah penggunaan beberapa tokoh utama dalam bukunya, jadi masing-masing punya series sendiri.

Doyle fokus banget ke kasusnya, dan interaksi antar tokoh pun dibuat seperlunya aja. Sementara Christie justru sangat deskriptif, dengan dialog dan interaksi antar tokohnya yang intens—dan itu juga jadi kunci penyelesaian kasus.

2. Cakupan Kasus

Agatha Christie cenderung nulis kasus-kasus yang lebih realistis dibanding Doyle. Conan Doyle lebih memusatkan ceritanya pada kejahatan besar dan tokoh atau organisasi besar juga, lengkap dengan keterlibatan petugas hukum dan pemerintahan. Jadinya, kasus-kasusnya terasa berskala nasional, bahkan kadang berhubungan dengan keamanan negara.

Kalau Christie, lebih domestik. Kasus yang diangkat tuh kayak sesuatu yang bisa aja kejadian di sekitar kita—tetangga, keluarga, orang asing di kereta.

3. Gaya Tulisan

Karya Doyle, khususnya seri Sherlock Holmes, emang fokus pada perjalanan hidup dan perkembangan Holmes sebagai detektif. Gaya tulisannya tuh bener-bener fokus ke satu permasalahan, nggak banyak alur cabang atau subplot, jadi pembahasannya sangat detail dan rumit. Ini cocok banget sama karakter Holmes yang punya daya pikir kompleks dan sangat teliti.

Gaya ceritanya yang provoking juga ngasih sensasi tersendiri ke pembacanya. Walaupun kadang kita bisa nebak siapa pelakunya, cara Doyle menyajikan cerita dan narasinya tetap bikin penasaran sampai akhir. Selain itu, Doyle juga jago pakai metafora dan analogi, bikin tulisannya terasa imajinatif dan kaya rasa.

Sedangkan Agatha Christie nulis ceritanya secara runtun dan kolektif. Serunya, pembaca kayak diajak main petak umpet waktu baca kisah misterinya. Pelaku yang sebenarnya susah banget ditebak sampai akhir, dan alasan kenapa kasus itu terjadi atau gimana pelaku melakukannya tuh lebih mind-blowing dari dugaan kita!

4. Narasi Penyelesaian Masalah

Menurutku, ini yang paling ngebedain keduanya. Doyle fokus banget ke Holmes sebagai detektif swasta-nya negara, dengan cakupan permasalahan yang besar dan seringnya menyangkut keamanan nasional. Yang paling berkesan dari tulisannya ya kemampuan Sherlock Holmes yang luar biasa—kasih kesan imajinatif soal kecerdasan manusia super.

Sementara Christie, sebagaimana udah dijelaskan, ceritanya lebih domestik dan realistis. Latar kisahnya kehidupan sehari-hari, dan kasus yang diangkat pun bisa banget kejadian di sekitar kita. Misteri dalam karya Christie lebih fokus ke sisi gelap manusia. Siapa aja bisa jadi tersangka… dan siapa aja bisa jadi korban.

Gimana nih? Udah pernah baca karya keduanya atau salah satunya? Lebih pilih siapa?
I can’t choose, I love them both!

Bio Justicia
Please follow and like us:
error72
fb-share-icon0
Tweet 5