
Oleh: Naufal Nabilludin
Beberapa hari ini, aku sedang menantang diri sendiri untuk mulai mengurangi makanan yang kurang sehat dan perlahan beralih ke pilihan yang lebih baik untuk tubuhku.
Tanpa kusadari, pola makan ini adalah bentuk investasi terbesar yang bisa dilakukan oleh anak muda seusiaku. Jangan sampai karena pola makan yang jorok dan sembarangan, tubuh jadi protes dan kita malah jadi remaja jompo yang gampang sakit.

Hal ini bukan cuma terjadi padaku—aku melihat banyak kasus serupa di generasiku, Gen Z. Bahkan, ada beberapa teman seumuranku yang sudah meninggal, salah satunya karena gaya hidup dan pola makan yang nggak sehat.
Jujur saja, ini membuatku sadar bahwa hidup sehat itu penting dari segala sisi. Sehat fisik, sehat mental, sehat finansial—semuanya penting dan perlu diperjuangkan. Tapi tentu saja, semuanya butuh usaha dan niat yang konsisten.

Kalau dipikir-pikir, pola makanku dulu bisa dibilang cukup parah. Pagi sarapan nasi uduk, siangnya makan nasi padang atau ayam geprek, lalu malam ditutup dengan nasi goreng. Jarang makan buah, sayur, apalagi minum susu. Sekarang aku mencoba menguranginya. Aku membatasi nasi hanya di siang hari, sedangkan untuk sarapan dan makan malam aku pilih makanan seperti pisang, ubi ungu, dan telur rebus.
Aku juga sedang berusaha mengurangi penggunaan micin, garam, gula, dan minyak yang berlebihan. Ini adalah bentuk ikhtiarku untuk tetap sehat—untuk diriku yang sekarang, dan untuk masa depanku nanti.

Tantangan terbesarnya memang olahraga rutin. Aku tahu, untuk mendapat hasil yang maksimal, dibutuhkan komitmen dan konsistensi. Dan itu yang masih jadi PR besar untukku.
Tapi aku percaya, perubahan kecil yang dimulai hari ini akan jadi sesuatu yang besar di kemudian hari.

