
Oleh: Naufal Nabilludin
Tepat sebelum acara Word Book Day, Sabtu lalu, 26 April 2025, aku menerima sebuah paket buku atas namaku. Setelah dibuka, ternyata isinya adalah buku Peta Impian #4: Kisah-kisah Perjalanan dari Indonesia, Malaysia hingga Prancis, buku yang sudah lama kutunggu-tunggu. Buku ini adalah hasil dari pelatihan travel writing bersama Mas Gol A Gong pada bulan Februari lalu, yang diselenggarakan oleh SIP Publishing.

Di buku ini, aku menulis tentang pengalamanku di Pura Batu Bolong, Lombok. Aku mengisahkan tentang dilema sebuah tempat ibadah yang sekaligus menjadi destinasi wisata. Aku merasakan suasana hangat di Pura Batu Bolong, yang terletak di pinggir pantai dengan latar pemandangan Gunung Agung di seberang lautan.

Pada Januari 2025 lalu, aku melakukan perjalanan panjang, dari Madura, Lombok, Bali, hingga Yogyakarta. Banyak sekali cerita yang kusimpan untuk menjadi kenangan di kemudian hari. Dari sekian banyak pengalaman itu, aku memilih menulis tentang Pura Batu Bolong, karena bagiku, tempat ini bukan sekadar destinasi wisata biasa. Ada pelajaran hidup dan momen perenungan yang kudapatkan di sana.

Aku sangat senang bisa menulis cerita ini dan melihatnya dikumpulkan bersama kisah-kisah lainnya menjadi sebuah buku antologi catatan perjalanan. Saat membaca karya teman-teman penulis lain, aku merasa kagum. Banyak cerita yang bukan hanya tentang jalan-jalan, tetapi juga tentang budaya, sejarah, momen refleksi, dan kebaikan-kebaikan kecil yang ditemui di perjalanan.

Tulisan-tulisan ini terasa begitu dekat denganku, karena aku juga pernah mengalami keajaiban perjalanan: kebaikan orang asing, kejutan yang tak terduga, dan peristiwa-peristiwa kecil yang meninggalkan kesan mendalam.
Membaca semua cerita ini membuatku tidak tahan; rasanya ingin segera berkemas, menggendong ransel, dan kembali menjelajah dunia.

