
Oleh Jordy Alghifari Harris
Malam hari ini, aku mencoba keluar dari kontrakan dan berjalan kaki menuju Tugu Yogyakarta. Jarak dari kontrakanku ke Tugu Yogyakarta cukup jauh, hampir 10 km. Tapi itu bukan masalah bagiku, karena aku memang sering berjalan kaki.


Sebenarnya, aku bisa saja berangkat menggunakan sepeda motor, tetapi bukan itu yang sedang aku cari dan inginkan. Aku sengaja berjalan kaki karena ingin merasakan perasaan berjuang—merasakan seperti apa kehidupan di jalanan itu.

Aku berangkat pukul 19.00, dengan estimasi tiba di Tugu sekitar pukul 21.00. Dalam perjalananku, aku melihat orang-orang: ada yang bekerja sebagai tukang parkir, satpam, pemulung sampah.
Dengan cara begini, aku bisa melihat dunia. Bahwa hidup itu harus selalu disyukuri—dengan apa pun yang kita punya atau miliki. Dengan cara begini, aku bisa jauh lebih menghargai waktu, usaha, dan hal-hal lain yang kumiliki.


Dengan cara begini, aku bisa melihat kehidupan orang-orang yang sangat amat bekerja keras demi mencari sesuap nasi dari jalanan.
Dan dengan cara begini pula, aku bisa merasa tenang saat pikiranku sedang kacau.


Aku sangat amat bersyukur dengan segala sesuatu yang aku miliki. Dengan cara begini, aku bisa lebih bijak dalam menghargai waktu.
*) Yogyakarta, 1 Mei 2025

