
Oleh: Muhzen Den
Mendidik dan membesarkan anak agar tumbuh menjadi anak yang pintar perlu proses panjang. Sebagai orangtua, kita pun dituntut untuk berlaku sabar menghadapi sikap dan perilaku anak kita.
Kemudian butuh pendekatan khusus dalam menghadapi tingkah laku anak kita. Karena setiap anak punya metodenya masing-masing dalam menyelesaikan tugas maupun menyelesaikan masalahnya.
Begitu juga saat anak kita dalam menangkap dan memahami pelajaran yang ia dapatkan di rumah, lingkungan sekitar, maupun di sekolah. Kita selaku orangtua ingin anak kita menjadi pribadi yang kita harapkan, berlaku baik, bertanggung jawab, dan berotak cerdas. Namun, semua keinginan itu tidak semuanya terpenuhi andai kita tidak pernah memberikan ruang dan tempat yang tepat untuk mereka.
Menjawab kebutuhan ini, Lisa Feldman Barrett, seorang ahli saraf dan psikologi dari Harvard University, membagikan lima tips praktis untuk membantu orang tua dalam mengoptimalkan perkembangan otak anak seperti dilansir dari www.cnbcindonesia.com. Berikut rangkuman lengkapnya:
- Jangan Paksakan Minat Anak
Satu hal perlu diingat orang tua adalah tidak memaksakan anak menjadi sosok yang diinginkan. Karena itu akan membuat anak tidak menyukai aktivitas yang dipaksakan.
Anak harus lebih bebas mencoba banyak peluang, yang bisa mengetahui apa minatnya. Orang tua perlu melakukan pendekatan ‘tukang kebun’, jadi harus paham jenis tanaman yang dimiliki dan menyediakan tanah yang sesuai agar bisa tumbuh dengan baik.
Artinya, orang tua harus memahami minat anak pada suatu hal. Berikutnya mereka perlu memberikan wadah yang sesuai agar anak bisa mengembangkan minatnya.
- Ajari Anak Beragam Kosakata
Orang tua didorong untuk mengajarkan berbagai kosakata untuk landasan saraf. Sebab studi berjudul Linking Language and Cognition in Infancy menjelaskan anak usia beberapa bulan belum paham arti dari banyak kata.
Anak perlu diajarkan kata-kata emosional, seperti sedih, bahagia, dan frustrasi. Menurutnya ini akan membuat anak berkenalan dengan emosi dan akan memudahkan berperilaku yang sesuai.
- Beri Anak Penjelasan
Anak harus diberikan penjelasan soal sesuatu. Dengan begitu, otak anak bisa membangun konsep soal tindakan dan diri sendiri. Misalnya saat seseorang berbohong jangan ucapkan ‘dia berbohong’. Anda bisa jelaskan alasan seseorang berbohong dan lanjutkan diskusi soal hal itu dengan anak sehingga anak akan terlatih berpikir kritis.
- Ajak Anak Meniru Orang Tua
Anak-anak biasanya akan belajar dengan meniru orang tua, selain juga menonton dan bermain. Oleh karena itu, orang tua harus melakukan aktivitas positif. Misalnya anak bisa diberikan sapu kecil atau sekop taman. Jadi mereka bisa membersihkan rumah bersama orang tua, dan anak akan mengetahui pentingnya menjaga kebersihan rumah.
- Kenalkan Anak ke Lingkungan Sekitar
Aktivitas ini bisa dilakukan sebelum anak menginjak usia balita. Menurut penelitian, bayi yang sering berinteraksi dengan penutur bahasa bisa mempertahankan susunan otak kritis sehingga dapat membuat mereka belajar bahasa lain di masa depan.
Selain itu, terdapat manfaat anak yang melihat banyak wajah, yakni dapat menyesuaikan diri dalam membedakan dan mengingat lebih banyak variasi wajah.

