Oleh: Justicia

QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard adalah sistem pembayaran digital yang menggunakan kode QR untuk melakukan transaksi. QRIS menjadi metode pembayaran yang populer; bahkan saat ini, sistem pembayaran ini telah mendominasi transaksi jual beli di Indonesia, terutama di daerah perkotaan besar dan distrik bisnis.

Belanja ke warung pun kini bisa dilakukan dengan QRIS. Hal ini tidak mengherankan, karena keamanannya terjamin bagi kedua pihak dalam transaksi, serta kemudahan yang ditawarkan. Tidak perlu lagi repot mencari uang pas atau kembalian—cukup dengan akses internet yang lancar, pembayaran selesai hanya dalam hitungan sepersekian detik.

QRIS diluncurkan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai salah satu metode pembayaran. Ketika pandemi COVID-19 melanda pada tahun 2020–2021, QRIS menjadi pilihan banyak orang dan semakin populer dalam penerapannya. Lalu, apa hubungan QRIS dengan Amerika? Mengapa Amerika merasa resah dengan kehadiran sistem ini?

Sebelum munculnya QRIS, sistem pembayaran digital di Indonesia didominasi oleh VISA dan Mastercard, termasuk untuk pembayaran internasional. Namun, sejak BI merilis sistem pembayaran berbasis kode QR ini, minat masyarakat langsung beralih ke QRIS dibandingkan dua metode sebelumnya.

Selain karena kemudahannya, QRIS juga tidak membebani pengguna dengan biaya transaksi yang tinggi. Memang ada biaya Merchant Discount Rate (MDR), namun ketentuannya masih tergolong murah dan terjangkau, baik bagi masyarakat maupun pelaku usaha. Sebaliknya, penggunaan VISA dan Mastercard tidak hanya dikenakan biaya tambahan, tetapi juga terbatas bagi pemegang kartu kredit saja.

Perubahan tren pembayaran secara masif di Indonesia membuat Amerika mulai resah akan pengaruh dan dominasinya dalam sistem perekonomian kita. Selama ini, pembayaran digital yang dikelola oleh bank-bank Amerika, seperti VISA, Mastercard, serta layanan daring seperti PayPal, menjadi pilihan utama dalam transaksi domestik maupun internasional. Namun kini, semua itu mulai tergantikan oleh sistem pembayaran terintegrasi berbasis kode QR.

Keresahan Amerika tentu beralasan. Tren metode pembayaran berbasis QR telah menguasai negara-negara Asia—termasuk Jepang dan China yang sudah lebih dahulu menggunakannya—dan kini merambah ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Bahkan, dalam perkembangannya, potensi QRIS akan diperluas melalui QRIS Cross-border, yaitu sistem QRIS dengan jangkauan internasional.

Dengan rencana ini, negara-negara di Asia Tenggara akan dapat melakukan transaksi lintas negara secara lebih mudah. Bersama Jepang dan China, negara-negara tersebut akan terintegrasi dalam sistem pembayaran yang saling mendukung, memudahkan warganya dalam bertransaksi internasional, dan tentunya menguntungkan dari sisi perekonomian.

Hal ini jelas menjadi ancaman bagi Amerika, yang selama ini memiliki pengaruh besar dalam sistem keuangan negara-negara Asia melalui VISA, Mastercard, dan PayPal.

Menanggapi hal tersebut, Bank Indonesia tetap teguh pada komitmennya dalam menerapkan QRIS sebagai sistem pembayaran utama di Indonesia, sekaligus mendorong penggunaannya di dunia internasional. Tak hanya di Asia Tenggara, tapi juga di Asia Timur seperti Jepang dan China.

BI menegaskan bahwa QRIS merupakan langkah kemandirian ekonomi Indonesia, agar tidak selalu bergantung pada negara adidaya—khususnya Amerika—dalam pengendalian, sistem, dan perkembangan ekonomi nasional.

Bio Justicia
Please follow and like us:
error71
fb-share-icon0
Tweet 5