
Buku URANG BANTEN belum saya baca. Buku yang saya pegang ini punya relawan Rumah Dunia, souvenir ketika menghadiri peluncurannya di UIN, Kamis 8 Mei 2025.
Sekilas saya baca di daftar ini, buku ini berisi 10 tulisan dosen UIN Banten, hasil penelitian. Ada Yanwar Pribadi, Ali Fadilah, Adieyatna Fajri, Ade Jaya Suryani , Mohamad Hudaeri, Ade Fakih Kurniawan, Uyu Muawanah, Aspandi, Umdatul Hasanah, dan Maftuh Ajmain.

Tapi penyebutan “urang” (Sunda) di judul buku , bukan “wong” (Jawa) ini menarik. Dua sub kultur yang (asumsi saya) diam-diam menyimpan luka sejarah. Prof. H.M.A. Tihami di endorsmentnya menulis “wong” tetap disandingkan dengan “urang”.
Di sela-sela waktu sebagai Duta Baca Indonesia, nanti akan saya baca pelan-pelan, karena buku ini sangat membuat saya penasaran.

Akhir kata, selamat atas terbitnya buku penting ini. Kalian hebat. Dosen tidak hanya mentransfer ilmu, tapi juga menuliskan kembali apa yang sudah dibaca (dan ditelitinya)
Gol A Gong

