
Pekalongan, 18 Mei 2023 – Suasana hangat dan penuh inspirasi menyelimuti TBM Rumah Baca Pintar Kranji, Kedungwuni, Pekalongan pada Minggu pagi ini, dalam acara bertajuk Creative Talk: Proses Kreatif Seorang Penulis, yang menghadirkan langsung Aveus Har, cerpenis yang karyanya dinobatkan sebagai Cerpen Terbaik Kompas tahun 2023.
Aveus Har bukan hanya seorang penulis, ia adalah penggali ide dari lorong-lorong kehidupan yang paling sederhana—termasuk dari gerobak dagangannya sendiri. Ya, selain menulis, Aveus adalah seorang penjual mie ayam. Namun dari balik uap mie yang mengepul, sering kali muncul gagasan-gagasan cerita yang menggugah dan dalam.
Dalam diskusi yang dipandu hangat oleh moderator ketua FTBM Kab Pekalongan Yoga Rifai Hamzah, dari komunitas literasi Rumah BAca Pintar, Aveus membagikan bahwa proses kreatif seorang penulis tak lain adalah gabungan dari rasa ingin tahu yang tajam, kepekaan sosial, dan kedisiplinan membaca. “Saya bisa membaca hingga 150 artikel hanya untuk satu cerita,” ungkapnya, saat menjelaskan proses riset cerpen berlatar Aceh yang membuat salah satu juri lomba—yang ternyata berasal dari Aceh sendiri—menyangka ia pernah tinggal di sana.

Salah satu contoh paling kuat dari kedalaman riset dan kepekaan naratif Aveus terlihat pada cerpennya yang berjudul “Istri Sempurna”, pemenang Cerpen Terbaik Kompas 2023. Cerita itu mengisahkan seorang suami yang hendak menceraikan istrinya—istri yang secara objektif tampak sempurna. Namun twist mengejutkan di akhir cerita mengungkap bahwa sosok istri adalah seorang gynoid—robot yang dirancang menyerupai manusia. Cerita ini bukan hanya fiksi sains, tapi refleksi tajam atas relasi manusia, cinta, dan batas antara keintiman dan teknologi.
Tak hanya dari riset, ide cerita menurutnya juga datang dari fenomena sosial dan gejolak batin masyarakat. Novel Forgulos, misalnya, berakar dari realitas konflik bernuansa SARA yang pernah terjadi di Poso. Dalam novel ini, Aveus menciptakan dunia fiktif di pulau Vulos, yang semula damai, namun berubah drastis akibat masuknya ajaran baru bernama Forgulos. Melalui kisah ini, ia membedah bagaimana nilai asing bisa menggeser tatanan sosial dan menciptakan konflik identitas.

Meski cerita-ceritanya tampak kompleks dan dalam, Aveus justru menegaskan bahwa sumber inspirasi bisa datang dari mana saja—termasuk saat ia sedang menyusun pesanan mie ayam untuk pelanggannya. “Kadang ide itu muncul di sela-sela adonan mie, atau saat saya mengaduk kuah. Justru ketika pikiran rileks, imajinasi bisa liar kemana-mana,” ujarnya disambut tawa peserta.
Acara Creative Talk ini tak hanya memberi wawasan tentang dunia kepenulisan, tetapi juga membongkar mitos bahwa menulis harus dimulai dari menara gading. Aveus Har membuktikan bahwa dari gerobak mie ayam pun bisa lahir cerita-cerita yang menyentuh dan menggugah pembaca nasional.
Kegiatan ini adalah bagian dari inisiatif TBM Rumah Baca Pintar untuk terus menumbuhkan budaya literasi di tengah masyarakat, khususnya di kalangan anak muda dan penulis pemula di Pekalongan.
