Ajang duta-duta-an yang membodohi masyarakat. Begitu ingin jadi duta baca diberi selempang. Ditepuktangani. Disorot kamera. Sekarang ada: Duta Baca Nusantara. Dengan kalimat pancingan: “Gak perlu suka baca untuk jadi duta baca”. Kacau. Ini pembodohan.

Label “Duta Baca” itu tidak dilombakan. Itu adalah terkait moral, kebiasaan. Bagaimana mungkin sebagai Duta Baca, tidak perlu membaca? Mestinya Duta Baca itu harus jadi role modele, tauladan dalam hal literasi baca-tulis sebelum ke literasi lainnya. Syukur-syukur di rumahnya ada perpustakaan pribadi dan sudah menulis dengan bukti cetak berupa buku-buku.

Saya sebagai Duta Baca Indonesia menghimbau agar cara-cara seperti ini dihentikan. Ajang duta-dutaan. Apalagi dengan membayar. Ketika kita sedang gencar-gencarnya meningkatkan budaya membaca dan menulis, muncul ajang duta-duta-an seperti ini. Semua harus mendapatkan informasi yang lengkap, bahwa ajang duta-duta-an ini tidak terkait ke saya atau Perpustakaan Nasional RI.

Sebetulnya ajang duta-duta-an seperti ini tidak dilarang. Tapi mestinya semua orang terlibat dalam Gerakan Literasi Nasional atau Gerakan Indonesia Membaca. Kita harus sepakat bahwa orang sukses itu melewati proses membaca. Kalau bisa gratis. Carilah sponsor. Tetap semangat berkarya

Gol A Gong – Duta Baca Indonesia

Please follow and like us:
error70
fb-share-icon0
Tweet 5