
Akhirnya saya menulis juga tetang polemik ijazah Jokowi, Preiden RI 2014 – 2024. Sepanjang Pilpres periode itu, saya selalu memilih Prabowo tanpa membenci Jokowi. Ketika Jokowi menang, saya tidak negative atau black campaign. Saya mndoakannya agar amanah.
Sekarang Prabowo – Gibran menang, saya mendoakan agar mereka amanah. Karena saya bukan timses atau anggota partai, saya biasa-biasa saja menyikapinya. Tidak ada jabatan atau harta atau reputasi yang dipertaruhkan. Bagi saya, sebagai warga negara Indonesia, tentu saya gembira Pilpres berjalan damai. Siapapun pemenangnya nanti, saya terima dan mendoakan.
Nah, setelah pesta demokrasi usai, ternyata ada yang merasa belum selesai: ijazah Jokowi! Ketika semua orang ribut soal ijazah Jokowi palsu bahkan Roy Suryo begitu gigih membuktikannya, kenapa tidak juga ke Megawati dan PDI-P yang mengusungnya sejak awal? Tidak mungkin kan Megawati, Hasto, Adrian, dan PDI-P tidak mengetahui ini? Kenapa hanya Jokowi pribadi yang disalahkan? Konspirasi?
Kita dalam berpolitik ini kayak anak kecil. Jadi seperti monster di awal, kemudian merengek ketika kalah. Mereka lupa pernah jadi bagian itu. Kita kan sudah tahu, politik memang kotor. Berbagai siasat dihalalkan. Dicitrakan baik ketika jadi bagian, kemudian dihempaskan ketika berseberangan.
Bagi saya, semua partai itu penipu. Mereka tidak benar-benar memperjuangkan rakyat (kecil), tapi lebih pada golongan atau kelompok Tapi untuk pendewasaan kita, ya, mereka harus diberikan kepercayaan untuk memajukan negara ini. Mereka itu orang-orang pilihan yang sudah menyiapkan dirinya kita caci-maki. Kita tahu kan bagaimana caci-maki dilontarkan kepada Megawati, Prabowo, Jokowi, dan Gibran?
Baik-buruknya mereka, negara ini tetap berjalan maju dan mereka tetap memberikan peluang kepada kita – rakyat – untuk tetap hidup. Mereka tetap menjaga agar negara ini utuh. Kalau mereka mengambil keuntungan, anggap saja itu bonus buat mereka. Kita sebagai penonton tinggal memilih, jika suka tetap tinggal dan jika tidak, segera berdiri dan pergi ….
Buat kawan-kawan semua di sini, saya menulis tentang Jokowi karena merasa kasihan dan simpati sebagai sesama manusia. Kalaupun dia salah, kita harus adil dengan menyeret para petinggi PDIP-P yang menjadikannya produk politik sejak dari Kota Solo, Jakarta.
Mohon maaf jika ada salah kata.
Gol A Gong
