
Kami menuju Tegal-Brebes dalam kegiatan Duta Baca Indonesia Masuk Sekolah bersama Perpustakaan Nasional RI. Kami meluncur dari Rumah Dunia Selasa 10 Juni 2025, pukul 08.00 WIB. Di Kebon Nanas terjebak macet. Sampai di pintu tol Tomang pukul 10.45.

Perut sudah terasa lapar. Kali ini saya ditemani isteri dan asisten Rudi Rustiadi juga bersama isteri-dedek bayi. Di Km 57, mobil mampir. Pucuk dicinta ulam tiba. “Dari kemarin pingin HokBen!” kata isteriku sambil menunjuk ke jejeran rumah makan di sisi kiri. Tentu saya setuju.

Setiap mampir kulineran ke HokBen, saya suka ingat masa muda. Setiap weekend setelah penat seminggu bekerja, saya selalu berwisata ke mall. Makan siang di HokBen, salat di mushola mall (biasanya di basemant), terus nonton di Cineplex. Bubar di studio 1, pindah ke studio 2, makan malam di HokBen lagi. nonton lagi. Saya pulang ke kosan bisa pukul 23.00 WIB


Saya suka HokBen karena nasinya pulen. Di HokBen Km 57 Karawang, nasinya enak. Juga karena HokBen ini buat saya inovatif setelah bosan dikepung fried chicken dan burger. HokBen seperti makan rumahan.


Hoka Hoka Bento didirikan oleh Hendra Arifin pada tanggal 18 April 1985 di Kebon Kacang, Jakarta Pusat di bawah naungan PT Eka Bogainti. PT Eka Bogainti tertarik mengembangkan restoran cepat saji ala Jepang karena pada 1985 konsep itu belum ada di Indonesia. Pencetus atau pemiliknya membersarkannya dengan penuh komitmen. Saya suka dengan sesuatu yang penuh perjuangan.

Cara seperti ini, bersenang-senang, adalah hal yang berkaitan dengan proses kreatif saya sebagai seorang penulis. Menyikapi Kota Jakarta harus dengan cara menggembirakan. Tentu bekerja keras agar tidak dilindas kejamnya ibu kota.
Gol A Gong – Traveler

