Paundeglang—Suasana semangat dan antusiasme menyelimuti area Panggung Gembira Pondok Pesantren Al-Madina, Pandeglang, pada Senin pagi, 16 Juni 2025. Dalam rangka pembekalan intensif untuk para siswa akhir Kulliyatu-l Mu’allimin al-Islamiyah (KMI), pondok yang berdiri di bawah pimpinan K.H. Dedi Humaedi, S.S., tersebut menghadirkan sosok inspiratif nasional, yaitu Gol A Gong—Duta Baca Indonesia.

Acara ini merupakan hasil kerja sama antara pondok dan Rumah Dunia, komunitas literasi di Serang. Ulhiyati, salah satu alumni Pondok Al-Madina yang merupakan relawan di Rumah Dunia menjadi jembatan atas terhubungnya kedua belah pihak.

Acara dimulai tepat pukul 08.00 WIB di Panggung Gembira, sebuah panggung utama pondok yang biasanya digunakan untuk menampilkan kreativitas santri dan menyambut Haflah Akhirussanah.

Kedatangan Gol A Gong disambut hangat oleh para santri, guru, dan jajaran pondok. Tidak hanya menyimak, para santri terlihat aktif mengajukan pertanyaan dan menjawab tantangan dari narasumber, menandakan semangat literasi sudah tumbuh kuat di lingkungan pesantren.

Gol A Gong membagikan kisah perjuangannya sejak kecil. Ia menceritakan masa lalunya saat harus kehilangan tangan akibat jatuh dari pohon. Namun, ia menolak untuk menyerah. Ia menanamkan tiga kebiasaan positif sejak dini: berolahraga setiap selesai Subuh, rajin membaca buku, dan gemar mendengarkan dongeng.

Ketiga kebiasaan itu menjadi bekal berharga dalam hidupnya, hingga akhirnya ia menjadi atlet badminton di Paralimpiade Jepang dan berhasil membawa pulang medali emas.

“Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Teruslah membaca karena membaca adalah perintah Allah, ” ujarnya penuh semangat.

Usai sesi di panggung, acara dilanjutkan di masjid dan dihadiri oleh santri kelas 5 dan 6 KMI beserta para asatidz. Di sana, Gol A Gong memberikan motivasi mendalam tentang pentingnya semangat belajar, pantang menyerah, dan menjadikan keterbatasan sebagai kelebihan.

Beliau juga menjelaskan filosofi nama “Gol A Gong”: “Gol” bermakna sukses seperti gol dalam sepak bola, “A” adalah simbol keimanan kepada Allah, dan “Gong” menggambarkan semangat yang menggema luas ke penjuru negeri.

K.H. Dedi Humaedi, S.S., selaku pimpinan pondok, turut memberikan sambutan hangat. Ia menyampaikan bahwa jihad fi sabilillah di era modern dapat diwujudkan melalui dunia literasi. “Wahyu pertama yang diturunkan Allah adalah Iqro, bacalah. Maka membaca bukan hanya aktivitas ilmiah, tetapi bagian dari perintah Allah,” ujarnya.

Pondok Pesantren Al-Madina sendiri merupakan lembaga pendidikan Islam modern yang memadukan kurikulum pesantren salaf dengan sistem KMI seperti yang diterapkan di Gontor. Fokus pondok ini adalah mencetak santri berakhlak mulia, cerdas, dan siap berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat dengan semangat dakwah dan literasi.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa Pondok Pesantren Al-Madina tidak hanya mencetak generasi penerus yang hebat, tetapi juga calon pemimpin dan pembelajar sepanjang hayat. Dengan adanya kegiatan literasi seperti ini, diharapkan para santri termotivasi untuk menumbuhkan budaya baca-tulis dan siap menjawab tantangan zaman.

Please follow and like us:
error70
fb-share-icon0
Tweet 5