Oleh Rudi Rustiadi
SMA Negeri 2 Semarang menjadi tuan rumah kegiatan “Duta Baca Indonesia Masuk Sekolah” Selasa (7/10). Acara tersebut menghadirkan Gol A Gong, Duta Baca Indonesia, untuk memberikan motivasi literasi dan pelatihan menulis fiksi mini kepada para siswa SMAN 2 Semarang.

Acara literasi ini mendapat apresiasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah serta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jawa Tengah, karena diyakini mampu menumbuhkan minat baca siswa sekaligus memperkuat budaya literasi di lingkungan sekolah.

Kepala Sekolah SMAN 2 Semarang, Dian Milasari, berharap kedatangan Duta Baca Indonesia memberikan dampak positif bagi siswa. Terutama motivasi, agar siswa SMAN 2 Semarang terus gemar membaca. Pada kesempatan itu ia juga menyampaikan prestasi-prestasi yang diraih oleh SMAN 2 Semarang, baik di bidang akademik maupun non akademik.



“Literasi film, sekolah adiwiyata, sekolah sehat, dan prestasi lainnya. Yang diraih selama ini diraih oleh sekolah merupakan hasil kerja sama seluruh pihak, baik guru maupun siswa,” ujarnya.

Sementara itu, Kasi SMK Dinas Pendidikan Cabang 1 Jawa Tengah, Andang Fitriadi, menyoroti fenomena tren membaca melalui gawai. Ia menegaskan bahwa tantangan siswa ke depan adalah mempersiapkan generasi emas Indonesia pada tahun 2045. Ia menegaskan bahwa semuanya dimulai dari siswa. Ia juga menginginkan siswa agar memeliki kompetensi agar mereka bisa bersaing nantinya.

Hal serupa disampaikan Kabid Pengelolaan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jawa Tengah, Listiyati Purnama yang mengingatkan siswa untuk memanfaatkan aplikasi baca yang disediakan perpustakaan daerah Jawa Tengah. Menurutnya, siswa yang kini tumbuh sebagai generasi digital harus mampu memaksimalkan mudahnya mendapatkan bahan bacaan untuk meningkatkan daya saing.


“Untuk menjadi siswa berprestasi harus mampu bersaing. Kompetensi dan kompetisi keduanya harus unggul. Literasi berarti memahami informasi, berpikir kritis, dan mengimplementasikan pengetahuan tersebut,” jelasnya.


Gol A Gong dalam kesempatan itu mengajak siswa untuk menjadikan membaca sebagai gaya hidup. Ia menekankan bahwa membaca bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan membuka peluang masa depan.
Pada sesi pelatihan menulis fiksi mini, Gol A Gong memberikan materi seputar teknik menulis fiksi mini. Ia mengajak para siswa untuk berani menuliskan pengalaman, imajinasi, dan gagasan mereka dalam bentuk cerita singkat dengan panjang kata maksimal 300, dengan 1 lokasi, 1 waktu cerita dan memiliki plot twist.


Pelatihan ini disambut antusias oleh siswa. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkan teknik menulis fiksi mini dengan bimbingan langsung dari Duta Baca Indonesia. Gol A Gong juga memberikan hadiah kepada siswa yang menulis cerita fiksi mini dengan baik dan bagus.


