Saya menulis puisi sebagai panggilan hidup sebagaimana saya mengabdi sebagai guru honorer. Melalui enam puisi saya bertema guru ini, saya sedang mengajak siapa saja untuk ikut bergurau bersama saya.
Puisi Minggu
Melukis hati dengan kata
Puisi Minggu: 5 Puisi Atika Tegar Imawati tentang Perantauan
Sudah 40 minggu kita menikmati Puisi Minggu. Semakin menjanjikan, para penulis puisi dilapis kedua ini. Semoga tunas ini terus dirawat dengan baik. Selamat menulis puisi.
Pusi Minggu: 7 Puisi Rifqi Septian Dewantara tentang Kehilangan
Puisi Minggu memasuki edisi 39/I/29 September 2024. Makin beragam temanya. Semain berani menuliskannya. Puisi memang tidak bisa memuaskan semua orang tapi menyuarakan hati penulisnya. Selamat menikmati.
Puisi Minggu: 5 Puisi Akhmad Sekhu tentang Hati
Hati-hatimu dengan hatimu. Begitulah kira-kira Akhmad Sekhu menuliskan perasaan hatinya lewat Puisi Minggu edisi 38/I/22 September 2024. Mari, buka hatimu untuk puisi. Jangan lupa seduh kopi terbaikmu.
Puisi Minggu: 6 Puisi Faris Al Faisal tentang Kematian, Kesedihan, dan Kebahagiaan
Puisi Minggu antreannya panjang. Mohon maaf, bersabar. Sekarang edisi 37/I/15 September 2024. Giliran Faris Al Faisal, penyair dari Indrmayu. Selamat menikmati puisi-puisinya.
Puisi Minggu: 6 Puisi Faris Maulana Akbar tentang Buku
Dalam konteks di atas, saya bersyukur diberi anugerah untuk mencintai buku-buku.
Buku apapun itu, tanpa peduli bentuk dan genrenya. Sejak kecil, buku selalu berhasil memikat
dan membuat saya terpukau. Tidak hanya isi, pengarang, atau sampulnya, saya juga sering
terpesona dengan aroma kertas -apalagi buku lawas-, sejarah, hingga segala hal yang
berkaitan dengan buku.