Akhirnya saya memilih mundur demi perkembangan perpustakaan di Banten maju. Begitu saya mundur, dana untuk Dewan Perpustakaan Banten cair. Teman-teman dan pegiat lierasi yang duduk di organisasi, dengan gembira menjalankan kegiatan dari diskusi ke diskusi. Saya kembali fokus ke Rumah Dunia dan Jakarta.
Sejarah Duta Baca Indonesia
Sejarah Duta Baca Indonesia 6: Cukur Rambut dan Beli Jas
Kondisi literasi di lapangan sebetulnya solid. Tapi sering terjadi ego sektoral antara Dinas Pendidkan dan Dinas Perpustakaan di daerah. Mereka sering saling klaim. Semoga setelah saya ditetapkan sebagai Duta Baca Indonesia menjadi cair dan lebih terkoordinasi.
Sejarah Duta Baca Indonesia 5: Berdaya dengan Buku
Pesanku kepada keempat anakku, “Papah membaca buku bukan bermaksud kelihatan pintar, apalagi minterin orang. “Tapi Papah ingin hidup Papah dari hari ke hari menjadi lebih baik.”
Sejarah Duta Baca Indonesia 4: Tagline!
Tagline Duta Baca Indonesia? Ak berpikir keras. Apa, ya? Terutama harus relevan dengan misi Perpusnas RI: literasi kesejahteraan. Harus menunjukkan, bahwa buku itu membawa manfaat secara ekonomi.
Sejarah Duta Baca Indonesia 3: Doa Istri Terkabul!
Tias mulai kesulitan mengatur penghasilanku dari menulis, royalty buku, dan honorarium sebagai narasumber untuk keluarga, Rumah Dunia, dan hobi travelingnku. Andai saja…
Sejarah Duta Baca Indonesia 2: Kami yang Akan Menyempurnakan
Aku memang bukan orang baru di Perpusnas RI. Aku beberapa kali jadi naras umber. Bahkan pernah jadi kandidat Duta Baca Indonesia 2016-2020 dimana Najwa Shihab terpilih.