Betulkah literasi baca-tulis mencerdaskan? Sudah pasti. Banyak kisah sukses dimulai dari membaca dan menulis. Bung Karno adalah cntohnya. Kemudian menyejahterakan? Saya jamin: iya! Sederet penulis buku best seller jadi bukti. Asma Nadia, Andrean Hirata, Ahmad Fuadi, Habibirrahman El Shirazy, Hilman Lupus, dan saya sendiri, dong.
Alhamdulillah, di Bulan Juli 2020 Kelas Novel Best Seller Tiga Angkatan dan Kelas Essay Mulai Diminati
Alhamdulillah, sungguh saya tidak menduga. Semoga ini berkah dari kesabaran selama mengsisolasi diri atau karantina mandiri di era pandemi Covid-19. Bayangkan, sejak 13 Maret 2020 saya tidak pergi ke mana-mana. Saya mencoba menyelami literasi digital. Akun media sosial saya mulai dari FB, Twitter, Instagram, Website, dan YouTube saya pelajari dan maksimalkan. Inilah dia era new normal.
2 Juli 2020 : Seminar Sahabat Guru Super Indonesia
Semuanya berawal dari Kelas Menulis Online Cerpen Dinamis Bersama Gol A Gong. Kali itu bersama Komunitas Penulis Pendidik Jawa Barat yang digawangi Erni Queen dan Prawiro. Ada seorang peserta bernama Rubaida Rose. “Mas Gong, ada waktu untuk memberi motivasi kepada teman-teman guru di komunitas saya?”
Akhirnya “terjadi maka terjadilah”. Saya menyanggupi. Tias Tatanka – menejerku yang cantik, mengatur agenda. Juni ini sangat padat dengan “Kelas Menulis Online Cerpen Dinamis”. Akhirnya disepakati Kamis 2 Juli 2020, pukul 19.30 – 20.30, Seminar Guru dan Menulis secara daring. Tema yang diusung “Membaca Itu Sehat, Menulis Itu Hebat”.
Saya cukup kaget juga ketika Rose memberi tahu, bahwa anggota komunitasnya mencapai tiga ribu orang lebih. Nama komunitasnya “Sahabat Guru Super Indonesia”. Semoga dengan seringnya para guru mengikuti seminar (daring) tentang literasi baca-tulis, membuka wawasan baru, bahwa membaca dan menulis itu sangatlah penting. Guru tidak melakukan dua hal itu, sungguh tidak keren! (GG)