Menampilkan: 1 - 8 dari 5,285 HASIL
Kisah Hidup Gol A Gong

Keluarga Besar SPGN di Alun-Alun Kota Serang (6)

Masa-masa sulit sebagai Keluarga Besar Guru SPGN Serang di Jl. Ki Mas Jong berhasil dilewati. Kami pindah mengontrak rumah di Kaloran, terus ke Kaujon Pasar Sore. Pada 1972, semua guru SPGN mendapatkan rumah yang layak. Ada yang ke Perumahan Ciceuri (di belakang Intermedia). Kami dan beberapa keluarga lainnya – ada guru SMPN 2 dan guru SDN 1 – menempati rumah kopel di Komplek Guru, Jalan Yusuf Martadila.

Puisi Gol A Gong

Aku dan Kotaku dalam Puisi

Puisi “Aku Dikalahkan Kotaku” karya Gol A Gong ini pendek, tapi punya kekuatan emosional yang sangat dalam—dalam tiap lariknya tersembunyi luka, perlawanan, dan pengakuan akan kekalahan. Kritik sosial yang tajam. Tidak ada keadilan atau penjelasan—hanya pengusiran. Ini bisa ditafsirkan sebagai pengucilan, ketidakadilan ekonomi, politik, atau budaya.

Kisah Hidup Gol A Gong

Emak Kembali ke Banten (5)

Santri Aji dan yang lainnya berjalan kaki siang dan malam, menghindari dari ancaman lahar gunung Krakatau. Santri Aji sampai di dareah Subang. Dia membangun pesantren dan menikah dengan gadis desa, yang juga ditaksir oleh tentara Belanda. Setelah lahir Aki Acing, tahun 1905, tentara Belanda itu menyatroni santri Aji. Terjadi perkelahian, tentara Belanda itu mati. Santri Aji ditangkap dan dibuang ke Aceh – nanti akan ada episode aku melacak jejak santri Aji ke Aceh.

Puisi Gol A Gong

Kota dalam Puisi

Puisi ini berbicara tentang meninggalkan sebuah kota—yang bisa dimaknai secara harfiah atau metaforis—karena berbagai alasan: kekecewaan, kehilangan harapan, atau mencari awal baru. Kota tersebut dulunya mungkin penuh kenangan, namun kini ditinggalkan karena tak lagi memberi kehidupan.

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)