Salah satu kenangan paling membekas adalah kebiasaan Abdul Salam menolong orang lemah. Ia pernah memborong dagangan seorang pedagang tua yang sepi pembeli, lalu membagikan dagangan itu kepada kami. Ketika saya bertanya mengapa ia melakukannya, ia hanya menjawab, “Biar bapak/ibunya cepat pulang dan istirahat.”
Obituari
Obituari: Salam Relawan Rumah Dunia yang Fotonya Paling Banyak di Jepretan Saya
Saat melihat lihat kembali album di fb, ternyata Salam adalah relawan Rumah Dunia yang fotonya paling banyak di jepretan saya. Ya Robb, duka ini rasanya begitu dalam. Duka kehilangan seorang guru, seorang teman yang hangat.
Obituari: Sebagai Kakang Sudah Berbuat Semampu Kakang
Kakang tidak pernah tahu akhir dari perjuangan kita di tempat ini. Tapi ketahuilah, di tempat ini kita pernah menangis bersama, bergandengan tangan bersama dan doa bersama. Kakang bangga dengan istrimu, yang sangat tabah dan kuat mengurusmu tanpa pulang sekalipun dari tempat ini.
Obituari: Novel Kiamat Masih Lama
Salam sangat semangat dan meyakinkan kalau novel saya akan selamat sampai tujuan. Padahal saya tau dia belum tidur. Tapi matanya terus menyala, memeriksa bus dan nomor serinya. Hingga kemudian, “Itu busnya, Kang!” Alhamdulillah. Novel KML pun selamat. Salam pun istirahat. Selamat tidur, Abdul Salam.
Obituari: Sang Presiden
Abdul Salam, Presiden Rumah Dunia, di tahun 2017 lalu adalah orang yang paling berjasa dalam penerbitan buku puisi tunggal pertama saya, “Hujan Kau Selalu Begitu”, mulai dari editor, pembuatan cover, diskusi ini itu, hingga buku diluncurkan dan di bedah di Rumah Dunia, Serang, Banten, dalam rangkaian perayaan Hari Buku Dunia.
Obituari: Bara dalam Komunitas
Saya belum memiliki prestasi apa-apa di Rumah Dunia. Abdul Salam yang berprestasi untuk kita semua. Apa yang dilakukannya berguna untuk membenarkan semua harapan dan aspirasi yang ditanamkan dalam komunitas Rumah Dunia.