Di era saya juga para pegiat literasi di luar TBM seperti Komunitas Sastra atau Komunitas Baca mulai dirangkul. Para penulis, wartawan, film maker, dramawan, dan penyair yang memiliki komunitas literasi kami minta bantuannya untuk ikut berjuang mencerdaskan masyarakat Indonesia di literasi baca dan tulis. Nama-nama seperti Iman Soleh, Asma Nadia, Benny Arnas, Iyut Fitra, Yusron Aminullah, Tarmizi, Kyai Matdon, Ramayani Riance, Kang Opik, Soni Farid Maulana, Fakhrunas M Jabbar, Sosiawan Leak, Sulaiman Juned, Yusrizal KW, Hudan Noor, dan masih banyak lagi mulai membuka diri ke TBM, yang mereka anggap “plat merah”.
Kemudian menggelindinglah Forum TBM di era saya selama 5 tahun. TBM-TBM bermunculan di daerah. Forum TBM juga dibentuk. Semua media massa menulis tentang Forum TBM. Melvy Imel dari Gramedia ikut mendukung dan membuka jejaring dengan IKAPI. KOMPAS bahkan mulai menulis para pejuang TBM di daerah-daerah.
Kukira hny di kotaku yg ada setoran ke dinas terkait… ternyata…
Tradisi uipeti sudah mengakar di kita.