Selama tiga tahun terakhir ini, 2017 – 2020, saya gemar menggunakan sarung, kemeja batik, ikat kepala atau topi laken. Anggap saja itu dresscode. Soal sarung, tentu selain terkait ke tradisi sarungan negeri ini, perut saya juga semakin buncit. Dengan sarung, jadi terasa plong. Saya memborong sarung murah-meriah sartu lusin di Pasar Rawu, Kota Serang. Mulai dari warna hitam, putih, merah, biru, hijau, coklat, setiap warna dua buah. Kemejanya dibuatkan istri. Setiap saya pulang memberi pelatihan dari sebuah daerah, selalu ada oleh-oleh batik dari daerah tersebut. Tias Tatanka membuat disainnya. Saya senang memakainya. Bagaimana 2021 nnati? Masihkah drresscode-nya batik dan sarung? (GG)

Please follow and like us:
error36
fb-share-icon0
Tweet 5

ditulis oleh

golagong

Duta Baca Indonesia 2021-2025 - Penulis 125 buku - Motivator Menulis - Pendiri Rumah Dunia