Sepulang dari pasar, saya mendapati sekarung rambutan di dapur. Kata si bungsu, dari Yuni Astuti – relawan Rumah Dunia yang mengelola pondok pesantren Salsabila, Dalung, Kota Serang. Yuni, terima kasih rambutannya. Saya merasa dunia tersenyum dengan silaturahmi “murid” dan “guru” ini.

Saya jadi teringat Bapak dan Emak. Saat saya kecil, setiap musim rambutan dan duren rumah penuh dengan kiriman buah-buahan itu. Bapak dan Emak saya guru di Serang, Banten. Murid-muridnya dari Warung Gunung, Petir, Walantaka, Pamarayan, Curug, Taktakan, Ciomas, Padarincang, Sayar, Mancak, Pulo Ampel, Pulo Panjang. Kampung-kampung itu pada tahun 1970-an penghasil buah-buahan.

Pokoknya setiap akhir dan awal tahun, kami pesta rambutan dan durian. Kadang ada juga kecapi dan jamblang. Dua jenis ini mulai langka. (GG)

Please follow and like us:
error64
fb-share-icon0
Tweet 5

ditulis oleh

golagong

Duta Baca Indonesia 2021-2025 - Penulis 125 buku - Motivator Menulis - Pendiri Rumah Dunia