Sewaktu bujangan, saya banyak bersahabat dengan orang Padang (Minangkabau). Tapi, tidak berhasil punya pacar orang Padang. Ketika bujangan, saya sebetulnya sempat kesal dengan (mitos) sifat pelit dari teman-teman saya yang (lelaki) dari Padang. Tapi kemudian saya memakluminya setelah mengenal betul adat istiadat mereka. Kemudian saya menemukan juga orang Minang yang tidak pelit. Itu lebih ke karakter perseorangan saja. Orang dari suku lain juga ada yang pelit.
Saya mengagumi orang Minangkabau, terutama kearifan lokal yang dianutnya, yaitu “tungku tigo sajarangan, tigo tali sapilin”. Filosofi itu mendarah daging di dalam kehidupan orang Minangkabau. Mereka harus memahami soal adat (ninik mamak), ilmu pengetahuan (cadiak pandai), dan ahli dalam agama (alim ulama).
