Daniel langsung membuatkan cover bukunya. Wah, iseng-iseng yang membuat saya termotivasi.

Tapi saya mengeluh kesulitan dengan “waktu”. Kapan bisa menulisnya? Apalagi setelah diamanahi jadi Duta Baca Indonesia pada 30 April 2021 oleh Perpusnas RI, semakin sulit mengatir waktu.

Pucuk dicinta ulam tiba. Jokowi mengeluarkan maklumat PPKM per 3 Juli hingga 20 Juli. Ada 8 kegiatan saya dicancel. Bengong ngoong.

Saya kontak Daniel. “Sekarang saya ada waktu untuk menulis,” kata saya sambil mengirim outline berupa Daftar Isi. Semua sudah ada di kepala. Tinggal menuliskannya saja.

Daniel belum percaya. Sebagai garansi, saat itu juga – per 8 Juli, saya menulis “Prolog” selama 8 jam, 8 halaman. Daniel terpacu.
Saya butuh editor seperti Daniel, sekaligus CEO Penerbit Epigraf, yang bisa paralel bekerja dengan saya, yang bisa saya ajak ketawa-ketiwi. Setiap selesai satu bab, saya kirim ke Daniel dan saya melanjutkan menulis bab berikutnya. Selang beberapa jam, Daniel memberi catatan, saya merevisinya. Kadangkala hnaya typo saja…

Alhamdulillah, per 23 Juli 2021, persis 15 hari, saya berhasil menulis:
Prolog
26 bab
Epilog
Selesai.

ISBN sudah di tangan. Cover buku Oke. Percetakan siap. PO terus berdering di nomor WhatsApp 0895-2299-1122 . Eh, kamu sudah memesan?
Terima kasih kepada yang sudah memesan. Nanti saya tandatangani dan cap bibir tentu; mmmuuaaachhh.
Saling mendoakan. Sehat semuanya dan terhindar dari Covid-19. Dan sekarang sudah cetakan kelima.
Saat Safari Literasi Jawa-Bali-NTB-NTT 18 Januari – April 202, terjual 800 eksemplar!
Gol A Gong
Duta baca Indonesia 2021 – 2025
