Sedangkan Toto ST Radik menjelaskan bahwa pada seluruh puisi Apakah Negara? yang di dalamnya memuat 51 puisi, diakui Toto keseluruhannya bicara soal negara. Sehingga ada diksi walikota, guubernur dan peristiwa-peristiwa lain tentang negara yang ia lihat dari pemberitaan di televisi.

Terkait soal pemilihan tema puisi Toto yang bicara tentang negara, ia memaparkan bahwa kegelisahan itu bermula saat ia membaca buku karya Renda saat Toto masih remaja.

“Saya pernah diberikan hadiah oleh kakak saya berupa buku puisi Rendra. Buku potret pembangunan, yang isinya mengkritik soal pendidikan dan lain-lain. Waktu itu saya masih SMA. Suara batin saya diwakili oleh buku Rendra tadi,” kata Toto.

Penyair kelahiran Singarajan, Pontang, Provinsi Banten ini, mengakui puisi-puii Rendra sangat meneror batinnya. “Kemudian saya minta dibelikan buku-buku sosial politik. Saya baca itu dan mendalami dunia politik lewat buku-buku. Dan bagi saya, ruang puisi adalah ruang yang paling nyaman dan aman bagi saya. Tapi saya tdak mau menjadi Rendra. Saya hanya ingin menjadi diri sendiri. Untuk itu saya selalu menghindari dan mencari strategi lain. Saya sepakat dengan pernyataan Sapardi, bahwa menurutnya, menulis puisi itu soal permainan bahasa,” jelas Toto.

Please follow and like us:
error36
fb-share-icon0
Tweet 5

ditulis oleh

golagong

Duta Baca Indonesia 2021-2025 - Penulis 125 buku - Motivator Menulis - Pendiri Rumah Dunia