Setelah menulis puisi sejak kanak – kanak, semakin banyak yang saya jumpai dalam aneka bacaan puisi maupun sajak bahwa bentuk sastra paling purba ini ialah jadi semacam terapi jiwa. Ia yang merekonstruksi bagaimana saya kemudian mendefenisikan kata-kata sehingga selaras dengan jiwa dan tindakan saya. Ia pula yang membuat saya ingin terus meresapi kedalaman makna dan hakikat segala sesuatu. Ketika menyaksikan siang berpindah kepada malam tak dapat lain saya didera ketakjuban. Betapa hidup tak lain adalah pertunjukan kolosal. Penuh drama yang sekali lagi tak dapat lain para pemain hanya dituntut lanjutkan pertunjukan, bermainlah dengan waspada dan ikuti saja skenario yang tak perlu dihapal itu.

Setelah menulis puisi, setelah membaca pelbagai ragam puisi dari buku – buku atau puisi lepas mandiri yang dipublik, saya kian mencintai jenis sastra ini. Ia lebih jumud dan intens menjadi bagian dari hidup. Menyatu dengan napas. Dan saya akan tentu dengan demikian harus terus belajar, menggali kedalaman, mencoba bentuk penulisan baru dan menawarkan warna – warna meramaikan khazanah perbendaharaan Bahasa kita.

Denni Meilizon
Pasaman Barat, Sumatera Barat

Please follow and like us:
error71
fb-share-icon0
Tweet 5

ditulis oleh

golagong

Duta Baca Indonesia 2021-2025 - Penulis 125 buku - Motivator Menulis - Pendiri Rumah Dunia