Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Edi Yandra dalam sambutannya mengatakan bahwa membaca bukan sekadar aktivitas biasa, melainkan proses interpretasi dan analisis untuk menggali pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Peran membaca sangat penting dalam menciptakan generasi cerdas yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Abdullah Sanneng, Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia berharap kolaborasi seperti ini bisa semakin erat terjalin. Sebab menurutnya membangun literasi tidak hanya membangun gedung tapi SDM.
Selain itu dengan berlangsungnya acara ini dapat memacu semangat literasi di Aceh dan menjadikan buku sebagai salah satu media penting untuk pemberdayaan masyarakat ditengah era digitalisasi. Acara ini juga menurutnya menjadi modal penting dalam mewujudkan visi Indonesia emas 2045.
Gerakan Indonesia Membaca di Aceh menghadirkan narasumber Nazaruddin Musa, Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia Aceh, Herman NR, penulis dan Fania Shella Farahma, Ratu Baca Aceh. Serta dimoderatori oleh Duta Baca Indonesia, Gol A Gong.
Nazaruddin mengungkapkan bahwa membaca dan menulis adalah kunci yang akan membukakan pintu-pintu kesuksesan seseorang. Hal tersebut bukan isapan jempol semata. Ia membuktikannya bahwa dengan membaca dan menulis ia bisa berkesempatan menimba ilmu di luar negeri. Sehingga ia memiliki moto “Reading is my pasword, writing is my sucsesed.“
Sementara itu Herman RN mengatakan bahwa generasi paling merdeka dalam membaca, adalah generasi hari ini. Mereka bisa membaca di mana saja dan kapan saja mereka mau. Tidak perlu ke perpustakaan dan menunggunya buka. Ia menegaskan hadirnya teknologi harusnya membawa manfaat kebaikan penggunanya.
Sementara itu Ratu Baca Aceh, Fania Shella Farahma, menyoroti fenomena meningkatnya remaja Aceh yang terpapar permainan dan judi online. Menurutnya, hal ini sering terlihat di warung kopi tempat anak muda berkumpul. Sebagai Ratu Baca Aceh, Fania berkomitmen untuk mengubah kebiasaan negatif tersebut dengan bekerja sama dengan perpustakaan. Menurutnya, teknologi harus dimanfaatkan secara positif untuk meningkatkan minat baca di kalangan anak muda.