Di hotel, muncul seperti gambar dibawah ini. Area pantat, punggung bawah, paha, ketika. Dokter di Kupang ngasih obat Cetirizine. Setiap 2 hari sekali muncul biduran di malam hari. Tidur dan pagi hilang. Terus hingga sekarang. Berkurang jadi 3 hari sekali munculnya.
Tadi malam, Sabtu 12 Oktober 2024, saya datang dari Jambi. Aneh. Di Jambi aman. Tapi di rumah, makan gulai kambing. Eh, sejak subuh muncul. Sekarang puncaknya. Apakah daging kambing pemicu alerginya? Kata dokter, “Alergi itu … bisa alergi makanan … pake Interhistin 3×1, dan Dexametason 3x 1 …”
Saya baca di Siloamhospital.com, biduran atau urtikaria disebabkan oleh pelepasan histamin sistem kekebalan tubuh. Histamin menyebabkan pembuluh darah melebar dan bocor, sehingga muncul benjolan merah dan bengkak pada kulit. Beberapa penyebab biduran, antara lain:
- Alergi terhadap makanan, seperti kacang, cokelat, telur, hidangan laut, gandum, dan susu. Bisa jadi. Saya suka makan kacang, cokelat, dan telur. Mesti dikurangi. Awalnya mengira alergi daging.
- Alergi terhadap obat-obatan, seperti obat pereda nyeri dan antibiotik
- Alergi terhadap zat lain, seperti bulu binatang, bahan berbahan lateks, serbuk sari, dan hewan peliharaan
- Infeksi virus atau bakteri, seperti hepatitis dan demam kelenjar
- Gigitan serangga
- Paparan sinar matahari yang berlebihan
- Suhu yang sangat panas atau dingin. Bisa jadi, karena sehari-hari saya memberi pelatihan dan seminar. Kadang ruangan panas. Di hotel, juga dingin.
- Olahraga berat
- Stres emosional
- Tekanan terhadap kulit, misalnya mengenakan pakaian yang terlalu ketat. Nah, ini sering. Celana ketat di pinggang, memakai sabuk. Kulit jadi membekas dan kemudian gatal. Sekarang mesti nyari celana yang longgar.
Saya harus hati-hati sekarang. Terutama menu makannya. Saya kuatir juga, karena biduran akut biasanya berlangsung kurang dari enam minggu. Sekarang sudah 2 bulan.
Gol A Gong