Setiap saya mendengar orang-orang menagis karena kehilangan, lelaki atau permpuan, saya ikut berduka cita. Saya merasakan sekali bagaimana perasaan orang yang kehilangan. Ketika Bapak meninggal Desember 2007, saya jalan kaki dari rumah sakit ke rumah. Bukan karena jauhnya , tapi karena perasaan kehilangan itu.
Banyak orang bilang, kalau lelaki menagis itu cengeng! Real Men Don’t Cry! Mengutip Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog di klikdokter.com, tidak sepakat dengan stigma lelaki tidak boleh menangis. Pasalnya, menangis merupakan bentuk ekspresi emosi yang ditujukan untuk meluapkan emosi atau disebut juga dengan emotional crying.
“Jadi ini lebih kepada pandangan maskulinitas dan feminitas. Ketika pandangan bahwa laki-laki tidak boleh menangis ditanamkan dalam pola asuh maupun budaya, itu dapat terinternalisasi dan mungkin menghambat laki-laki untuk meluapkan emosi melalui tangisan,” ucap Gracia.
Di novel Balada SiRoy yang saya tulis, tokoh Roy menangis karena kehilangan anjing herder warisan ayahnya. Jadi lelaki itu boleh menangis. Yang tidak boleh itu lari dari tanggung jawab. Menjadi lelaki adalah belajar bagaimana menghargai hidup dengan cara bangkit lagi.
Jadi menangislah, supaya hatimu lega dan pikiranmu sehat. Setelah kesedihanmu hilang, rajin bangun pagi dan lari pagi.
Gol A Gong/ilustrasi ChatGPT