
Saya iseng berselancar di internet dengan memasukkan kata kunci “perempuan dibunuh dan diperkosa”. Sungguh mengejutkan! Hampir saja saya muntah! Berderet daftar perempuan yang diperkosa, dibunuh, kemudian dikubur bahkan ada yang dimutilasi. Rata-rata laki-laki biadab itu bisa jadi pacarnya, selingkuhannya yang ingin bersetubuh atau cemburu. Ibu dan Anak Perempuan Kita Diperkosa Kemudian Dibunuh

Ya, Allah! Seharusnya perempuan-perempuan yang mereka perkosa dan bunuh itu dimuliakan. Ummi, ummi, ummi! Mereka kelak akan menikah dan melahirkan anak kita, yang kemudian mereka akan jadi ibu bagi cucu kita. Tapi dengan sangat kejamnya hanya karena hawa nafsu, mereka memerkosa dan membunuh mereka.

Tahukan kalian dalam Islam, perempuan itu memiliki kedudukan yang mulia dan setara dengan laki-laki dalam hal kemanusiaan dan hak-haknya. Berikut ini adalah beberapa hal yang berkaitan dengan posisi perempuan dalam Islam:
- Perempuan merupakan pasangan hidup laki-laki.
- Perempuan memiliki kepercayaan dari Allah untuk mengandung, melahirkan, dan menyusui.
- Perempuan memiliki hak waris dan kesetaraan dalam menuntut ilmu.
- Perempuan memiliki peran penting dalam masyarakat, seperti sebagai warabatul bait, madrasatul ula, dan tiang negara.
- Perempuan memiliki kewajiban beribadah, menutup aurat, dan menjaga martabat.
- Perempuan dilarang untuk berbuat durhaka kepada ibunya, mencegah, meminta, dan mengubur anak perempuan hidup-hidup.
- Perempuan boleh menjadi pemimpin, seperti contoh Ratu Balqis.

Beberapa ayat Al-Qur’an yang menunjukkan kedudukan mulia perempuan dalam Islam, yaitu: Surah An Nisa membahas berbagai aspek yang berhubungan dengan perempuan, seperti: Hukum-hukum pernikahan, Warisan, Hak dan kewajiban dalam keluarga, Perlindungan terhadap hak-hak perempuan. Posisi perempuan dalam Islam adalah sebagai pendamping atau pasangan dari seorang laki-laki (Q.S. Al-Hujurat ayat 13); perempuan mendapat kepercayaan dari Allah untuk bisa mengandung, melahirkan, dan menyusui (Q.S. Al-Ahqaf ayat 15).

Mari kita lindungi dan muliakan kaum perempuan. Kita mulai dari ibu kita, saudara perempuan kita, istri kita, anak dan cucu kita dari para lelaki biadab yang sewaktu-waktu muncul di antara kita. Mereka adalah yang akan mewariskan generasi masa depan negeri ini. Hukumlah seberat-beratnya agar kapok. Kalau perlu hukum mati.

Bagi saya peristiwa-peristiwa seperti ini bisa jadi ide cerita puisi, cerpen, atau novel. Kebejatan moral manusia bukan hnya keserakahan yang menyebabkan korupsi merajalela di lingkungan pemimpin dan pejabat kita tapi juga merasuki masyarakat di persoalan nafsu syahwat. Penulis harus merekam ini ke dalam sastra seperti yang Plato katakan, “Mimesis adalah pendekatan kajian sastra yang menganggap karya sastra sebagai tiruan dari kehidupan nyata.”  Istilah mimesis berasal dari bahasa Yunani yang berarti “meniru”, “tiruan”, atau “perwujudan”
Gol A Gong
