
Oleh: Naufal Nabilludin
Pada tahun 2021, saya mengikuti sebuah seminar finansial yang mengubah cara pandang saya terhadap uang. Seminar itu adalah Finansial Revolution yang dibawakan oleh Pak Tung Desem Waringin, seorang motivator dan pakar keuangan yang dikenal dengan metode pembelajarannya yang sederhana, tetapi sangat mengena.
Salah satu hal yang paling membekas bagi saya adalah konsep tentang kecerdasan keuangan. Dalam seminar itu, saya belajar bahwa menjadi cerdas secara finansial bukan hanya soal menghasilkan uang, tetapi juga memahami bagaimana mengelola pemasukan dan pengeluaran dengan bijak. Ini bukan hanya teori, melainkan ilmu praktis yang bisa langsung diterapkan di kehidupan sehari-hari.

Dalam seminar itu, Pak Tung menjelaskan bahwa untuk menjadi cerdas secara keuangan, langkah pertama adalah memahami dua aspek utama dalam mengelola uang: pemasukan (income) dan pengeluaran (spending). Mari kita bahas sama-sama.
Pemasukan (Income)
Pemasukan atau income adalah uang yang kita peroleh, dan ini terbagi menjadi tiga jenis utama yaitu:
- Active Income
- Passive Income
- Portfolio Income
Mari kita bahas satu per satu.
1. Active Income
Active income adalah pendapatan yang kita hasilkan melalui kerja aktif. Dalam kategori ini, kita harus bekerja lebih dulu untuk mendapatkan uang. Contohnya adalah dokter, karyawan, pedagang, atau pengembang properti yang secara langsung terlibat dalam pekerjaan sehari-hari. Secara sederhana, jika kita berhenti bekerja, maka active income kita juga berhenti.
2. Passive Income
Berbeda dari active income, passive income adalah pendapatan yang tetap mengalir meskipun kita sedang tidur atau berlibur. Kita tidak perlu terus-menerus bekerja untuk mendapatkannya. Ada tiga sumber utama passive income:
- Surat Berharga (Paper Assets): Deposito, reksadana, saham, obligasi, hingga hak royalti.
- Properti: Seperti pendapatan dari properti sewaan atau bagi hasil.
- Bisnis Autopilot: Bisnis yang tetap berjalan tanpa keterlibatan langsung pemiliknya.
3. Portfolio Income
Portfolio income, atau dikenal juga dengan capital gain, adalah kenaikan nilai aset. Contohnya, kamu membeli tanah dengan harga Rp 5 juta per meter, lalu 10 tahun kemudian nilainya naik menjadi Rp 15 juta per meter. Kenaikan ini adalah portfolio income. Seperti passive income, portfolio income juga memungkinkan kita “menghasilkan uang” bahkan saat sedang tidak bekerja.

Pengeluaran (Spending)
Pengeluaran adalah sisi lain dari kecerdasan keuangan. Memahami bagaimana kita membelanjakan uang sangat penting untuk menjaga keseimbangan finansial. Pengeluaran terbagi menjadi empat jenis:
- Pengeluaran Produktif
- Pengeluaran Konsumtif
- Pengeluaran yang Kesannya Konsumtif tapi Produktif
- Pengeluaran yang Kesannya Produktif tapi Konsumtif
1. Pengeluaran Produktif
Pengeluaran produktif adalah pengeluaran yang meningkatkan active income, passive income, atau portfolio income. Contohnya adalah investasi dalam bisnis, properti, atau membeli alat kerja yang benar-benar menghasilkan lebih banyak uang.
2. Pengeluaran Konsumtif
Pengeluaran konsumtif adalah pengeluaran yang tidak memberikan keuntungan finansial di masa depan. Ini terbagi menjadi tiga kategori:
- Langsung Habis atau Hilang: Contohnya membeli makanan, minuman, pakaian, atau liburan.
- Passive Spending: Pengeluaran yang tetap berjalan meski tidak aktif, seperti cicilan, tagihan listrik, air, internet, hingga langganan majalah.
- Invisible Spending: Pengeluaran yang tidak terlihat langsung tetapi tetap membuat nilai aset menurun. Contohnya adalah inflasi, barang elektronik, kendaraan, atau furnitur yang nilainya menyusut dari waktu ke waktu.
3. Pengeluaran yang Kesannya Konsumtif tapi Produktif
Ini adalah pengeluaran yang terlihat seperti konsumtif, tetapi sebenarnya memberikan manfaat jangka panjang. Contohnya:
- Investasi Leher ke Atas: Mengikuti seminar atau pelatihan yang memberikan “AHA” (pengetahuan) dan keberanian untuk mengambil tindakan. Misalnya, seorang ibu yang memilih ikut seminar bisnis daripada membeli PS4 untuk anaknya.
- Networking: Bergaul dengan orang-orang sukses untuk memperluas pengetahuan, koneksi, dan bahkan peluang modal.
- Amal: Memberi kepada yang membutuhkan, karena kita tidak akan pernah bisa mengalahkan kemurahan Tuhan dalam memberikan rezeki kepada Anda.
4. Pengeluaran yang Kesannya Produktif tapi Konsumtif
Jenis pengeluaran ini terlihat seperti produktif, tetapi sebenarnya malah merugikan secara finansial. Contohnya:
- Pengeluaran Operasional yang Tidak Efisien: Membeli mesin, kendaraan, atau membayar karyawan yang tidak memberikan hasil lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
- Cicilan Kendaraan Tanpa Pertimbangan: Seperti seseorang yang membeli motor baru seharga Rp 35,5 juta dengan cicilan Rp 1,6 juta per bulan selama 32 bulan. Setelah tiga tahun, total uang yang dikeluarkan adalah Rp 60,8 juta, sementara nilai motor turun menjadi Rp 12,8 juta. Padahal, dengan membeli motor bekas seharga Rp 7 juta, orang tersebut bisa menghemat hingga Rp 48 juta.
Kunci Hidup Tanpa Tekanan
Pak Tung Desem Waringin mengajarkan kita bahwa pengelolaan keuangan yang cerdas adalah kunci untuk hidup tanpa tekanan. Berikut langkah-langkah yang perlu diikuti:
- Fokuslah menghasilkan active income terlebih dahulu. Jangan terlalu cepat bergaya dengan gaya hidup mewah.
- Setelah memiliki active income, pelajari cara menghasilkan passive income. Ini seperti memiliki “ternak uang” yang terus berkembang.
- Ketika passive income Anda jauh lebih besar dari gaya hidup, barulah Anda bisa menikmati hidup dengan lebih leluasa.
Seperti hukum fisika, tekanan (p) berbanding lurus dengan gaya (F) dan berbanding terbalik dengan area (A).
Jika hidup banyak tekanan bisa jadi hidup kita kebanyakan gaya. Kalau ingin bergaya tanpa/sedikit tekanan, maka area passive income diperbesar lebih besar dari Gaya hidup.
