Oleh Muhzen Den

Kegemaran waktu masih lajang sering beli buku untuk dibaca dan dijadikan koleksi pribadi, terus berulang saat sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Hal ini membuat kami merasa punya bekal untuk persediaan anak-anak dalam kemampuan literasinya.

Sedari usia dalam kandungan sampai anak-anak lahir, saya dan istri tidak bosan-bosan membacakan buku cerita untuk mereka. Harapannya, semoga apa yang kami lakukan dalam literasi membaca ini berpengaruh pada perkembangan kognitif anak-anak. Dengan begitu, anak-anak punya imajinasi yang kaya akan dunianya.

Setelah anak-anak mulai tumbuh, yakni Aa Denji (mau 8 tahun), Kang Oik (5 tahun lebih), dan Tsabit (2 tahunan), koleksi buku bacaan anak-anak masih tersimpan rapi dan masih dimanfaatkan.

Terkadang ketika ada anak tetangga atau sepupunya anak-anak saya dari saudara kandung istri melihat koleksi buku cerita tersebut, tanpa basa-basi kami sodorkan. Saya berharap koleksi buku cerita anak-anak termanfaatkan dengan baik.

Meskipun koleksi buku kami tidaklah banyak, tapi menyebarkan minat baca di luar rumah–seperti ke anak-anak tetangga dan saudara sepupu anak-anak–adalah harapan dan cita-cita kami.

Jadi, ketika ada anak-anak tetangga atau temannya anak-anak meminjam buku cerita koleksi anak-anak kami ada kebahagiaan tersendiri. Berarti koleksi buku cerita yang kami kumpulkan punya makna dan pengaruh positif bagi orang lain.

Please follow and like us:
error70
fb-share-icon0
Tweet 5