Oleh: Zaeni Boli

Saya ingin mengawali tulisan ini dengan mengambil pelajaran dari bagaimana Nabi Muhammad Saw. menghadapi momen berbuka dan apa yang beliau ajarkan kepada umatnya. Mari kita mengutip sebuah hadis terkait hal tersebut.

Dari Anas bin Malik, ia berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum salat dengan ruthab (kurma basah). Jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air.”

Referensi: https://almanhaj.or.id/2227-rasulullah-menganjurkan-berbuka-puasa-dengan-kurma.html

Dari referensi di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa Nabi justru mengajarkan umatnya agar tidak kalap saat menghadapi momen berbuka. Kebiasaan kita saat berbuka sering kali ingin “balas dendam” saat melihat makanan.

Padahal, dalam ilmu medis, hal tersebut tidak dianjurkan. Dalam kondisi perut kosong selama beberapa jam, asupan pertama yang masuk sebaiknya adalah sesuatu yang mudah dicerna oleh lambung dan diproses oleh liver.

Apa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. sesungguhnya telah sesuai dengan ilmu medis. Kurma mengandung unsur gula yang dapat lebih cepat diserap oleh tubuh. Jadi, jangan lupa untuk tetap mengupayakan adanya kurma dalam sajian berbuka Anda.

Nah, begitu yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. Jangan mudah ikut arus atau tren semata. War Takjil sesungguhnya bukanlah budaya yang mesti dibuat heboh. Itu hanya untuk seru-seruan saja. Dan untuk kawan-kawan mualaf, semoga tetap istiqamah di jalan kebenaran.

Please follow and like us:
error71
fb-share-icon0
Tweet 5