Sewaktu kecil, 1970-an, saya tinggal di Komplek Guru, Jl. Yusuf Martadilaga, Alun-alun Kota Serang, Banten. Tetangga saya, Pak Ayo – putra-putrinya Imam, Ina, Heru, Yudi, Wiwin, dan Wiwit teman kecil – punya pohon jambu bol merah, Tinggi menjulang. Kalau berbuah, semua kebagian. Kenangan masa kecil yang indah.

Setelah saya berkeluarga dan memiliki rumah dengan luas tanah 1000 meter persegi di Kampung Ciloang, memungkinkan saya menanam pohon. Ada kelapa, seri, mangga, pucuk merah, jeruk nipis, jambu batu, dan salam. Rudi Rustiadi sekitar 3 tahun lalu menanam pohon jambu bol merah. Senangnya bukan main. Pernah jadi sarang semut merah. Pernah juga di dekatnya sampah kering dibakar relawan Rumah Dunia sehingga separuh daun dan dahannya mati.

Jambu bol merupakan buah yang kaya akan vitamin, serat, dan mineral. Jambu bol merah, juga dikenal sebagai jambu jamaika, memiliki banyak manfaat kesehatan, di antaranya mencegah diabetes, menjaga kesehatan jantung, mengobati sariawan.

Kini, Senin 14 April 2025, untuk pertama kalinya saya memetik 2 buah jambu bol; satu untukku dan satu untuk istriku. Saya sangat menikmati buah jambu bol pertama. Enak. Manis. Segar. Alhamdulillah, saya merasa bahagia sekali. Memang belum lebat. Andai lebat, saya ingin seperti Pak Ayo dulu, membagi-bagikan ke tetangga seperti kita membagikan kurma sepulang dari haji.

Gol A Gong

Please follow and like us:
error71
fb-share-icon0
Tweet 5