
Oleh: Zaeni Boli
Setelah kekalahan telak 0-6 atas Korea Utara di babak perempat final Piala Asia U-17, ekspektasi yang tinggi itu akhirnya padam. Namun, kita sebagai warga negara Indonesia tak boleh buru-buru menghakimi, apalagi menghujat perjuangan anak-anak asuhan pelatih Nova Arianto. Meski begitu, kita tetap boleh memberikan masukan kepada Timnas U-17 yang kelak akan berlaga di Piala Dunia U-17.
Lewat kekalahan ini, kita bisa melihat sendiri bahwa masih banyak yang perlu ditingkatkan. Setelah menyapu bersih semua laga di babak penyisihan grup, justru saat memasuki babak gugur Timnas Indonesia tidak bisa berbuat banyak. Ini menjadi PR besar bagi Coach Nova Arianto untuk memperbaiki kualitas anak asuhnya agar benar-benar layak berkompetisi di level yang lebih tinggi, yakni Piala Dunia.
Jika melihat skor akhir semalam secara sekilas, maka PR terbesar tampak terletak pada barisan belakang. Mengingat kembali, Timnas U-17 Indonesia sempat berpose memamerkan tubuh mereka yang menunjukkan otot-otot kekar. Namun saat menghadapi ketangguhan penyerangan Korea Utara, mereka justru tak berdaya.
Maka dari pengalaman tersebut, anak-anak asuhan pelatih Nova Arianto mesti mengambil pelajaran penting: bahwa prestasi hebat—lolos ke Piala Dunia—tidak boleh membuat mereka cepat puas. Mereka harus terus belajar, terus mengasah kemampuan, karena di atas langit masih ada langit.
Namun sekali lagi, perjuangan mereka patut kita apresiasi. Mereka adalah tim pertama yang lolos ke Piala Dunia lewat jalur kualifikasi, bukan jalur tuan rumah. Itu adalah pencapaian luar biasa.

