
Oleh Muhzen Den
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kosakata ngiler adalah rasa yang timbul dalam diri menginginkan sesuatu. Misalnya, ngiler lihat orang makan buah-buahan yang rasanya asam.
Selain itu, ngiler juga bisa terjadi saat kita tertidur lelap pada malam hari atau saat benar-benar kita tidur pada jam tertentu. Namun biasanya, jika kita tertidur lalu mengeluarkan cairan liur dari mulut alias ngiler, ada rasa malu dan kesal. Malu kalau kita tidur di tempat orang lain atau teman yang kita tumpangi. Kesal kalau kita lagi asyik tidur diganggu, dan kita ngiler.
Dikutip dari laman kompas.com, menurut dr. Rizki Azaria, MMR, ngiler terjadi akibat terganggunya koordinasi mekanisme menelan. Saat tidur, otot-otot tubuh, termasuk otot wajah dan mulut, akan melemas.
Sementara itu, otak tetap menginstruksikan kelenjar saliva untuk memproduksi air liur. Karena refleks menelan menurun drastis saat tidur, air liur bisa menumpuk dan keluar dari mulut, terutama jika posisi tidur miring dan mulut terbuka.
“Ditambah dengan mulut yang cenderung terbuka, ngiler saat tidur menjadi hal yang cukup umum terjadi,” kata Rizki, beberapa waktu lalu.
Apa penyebab utama ngiler saat tidur? Penelitian dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menunjukkan bahwa posisi tidur miring memengaruhi gravitasi air liur yang terkumpul di mulut.
Produksi air liur dikendalikan oleh sistem saraf otonom yang tetap aktif selama tidur, meski refleks menelan melemah pada fase tidur nyenyak (non-REM). Kombinasi dua faktor ini, menurunnya kemampuan menelan dan posisi tidur, membuat air liur lebih mudah keluar.
Waspada
Menurut Rizki, jika seseorang mengalami ngiler secara berlebihan hingga membasahi bantal hampir setiap malam, apalagi disertai gejala lain, perlu waspada. Beberapa kondisi yang bisa memicu hipersalivasi (produksi air liur berlebih) antara lain: GERD (gastroesophageal reflux disease).
Asam lambung yang naik ke kerongkongan dapat merangsang produksi air liur sebagai respons perlindungan. Infeksi saluran pernapasan atas tonsilitis atau sinusitis bisa meningkatkan produksi lendir dan air liur.
Alergi
Alergi kronis bisa menyebabkan mulut terbuka saat tidur karena hidung tersumbat, memicu ngiler.
Sleep apnea
Gangguan tidur ini sering kali membuat penderita bernapas melalui mulut, memperparah kondisi ngiler. Rizki juga menyebutkan bahwa gangguan pernapasan tidur bisa menyebabkan disfungsi otot orofasial, yang membuat kontrol terhadap air liur selama tidur menurun.
Cara mengurangi ngiler saat tidur
Jika Anda merasa terganggu dengan kebiasaan ngiler saat tidur, beberapa langkah ini bisa dicoba:
- Ubah posisi tidur
- Tidur telentang dapat membantu menjaga air liur tetap di dalam rongga mulut.
- Periksa saluran napas
- Pastikan tak ada gangguan seperti sinusitis atau alergi yang menyebabkan pernapasan lewat mulut.
- Hindari makanan pemicu refluks
- Makanan berlemak, asam, atau pedas sebelum tidur bisa memperparah produksi air liur.
- Konsultasi ke dokter
Jika ngiler disertai gangguan tidur, napas tersendat, atau gejala GERD, segera periksa ke profesional kesehatan.
Ngiler yang kita alami saat tidur bisa jadi bukan hanya terlelap nyenyak, tapi juga ada indikasi lain. Salah satunya tanda-tanda kesehatan tubuh kita.
Ngiler juga bukan ngidam ya. Meskipun ada kemiripan, tapi ngiler disertai keluarnya air liur dalam tubuh lewat mulut. Sementara ngidam merupakan keinginan terhadap sesuatu yang sangat kuat sehingga harus dikabulkan. Namun, bila keinginannya aneh, lebih baik jangan ya. Tetap jaga kesehatan!

