
Oleh Gol A Gong
Di Lamongan, tepatnya di Warung Makan Sawah, desa Tanjung, Senin 6 November 2023, terjadi peristiwa emas. Setidaknya itu buat saya. Tentu seputar literasi. Saya menemukan mutiara terpendam. Setiap Safari Literasi, saya sebagai Duta Baca Indonesia selalu menemukan hal unik. Seperti Safari Literasi Pantura ini, di kota kelima setelah Kuningan, Tegal, Kendal, dan Tuban, kini di Lamongan hal unik itu terjadi. Bagi saya ini dalah semacam panen-panen kecil dari Gerakan Literasi Lokal. Saya bertemu dengan pemuda asal Bima, Syauqi Pradau di Omah Gemar Maos milik Aditya Akbar Hakim.

“Saya, Bambang Prakoso, dan Mas Yusron Aminullah sedang mengkader Syauqi Pradau agar maju. Sebagai anak daerah yang sedang menuntut ilmu di Surabaya, kami harus mendorong dia untuk jadi kebanggaan dan pulang dengan sukses untuk membangun desanya.” Kata Aditya Akbar Hakim, pengajar di SMAN 2 Lamongan.


Syauqi ini secara sepintas biasa saja. Anak muda dari kampung, hitam terbakar matahari. Khas mahasiswa perantauan, yang secara ekonomi sulit.
Memang ada pepapat “don’t judge the book by the cover”. Tapi kali ini tebakan saya tepat. Syauqi memang anak rantau, menuntut ilmu di Surabaya, dan memang secara ekonomi sulit. Untung ada dosennya, Bambang Prakoso, dan Aditya Akbar Hakim, yang mengulurkan tangan membantunya.

Syauqi anak NTB. Tepatnya dari pulau Sumbawa. Dia meninggalkan Bima pada 2016 untuk kuliah di Universitas Muhammadiyah Mataram, D3 Ilmu Perpustakaan. Anak Sumbawa banyak yang maju. Mereka kuat, tabah, dan tahan banting menjalani kehidupan yang keras ini.
Saya berpikir, dari mana Syauqi membiayai kuliahnya?
“Saya dapat Bidik Misi,” kisah Syauqi.

Luar biasa, anak Bima ini! Jika ingin maju dalam pendidikan jangan patah semangat hanya karena orang tua tidak sanggup membiayai. Negara menyediakan beasiswa. Juga banyak orang baik bertebaran.
Ya, luar biasa. Syauqi membalas kebaikan dan kepercayaaan orang-orang. Dia kuliah dengan serius. IPK Syauqi saja pada semester 1 menembus 4.0. Semester 2 turun ke 3.97. Saat wisuda di angka 3.92. Prestasi akademisnya hebat, itu sebab mendapatkan beasiswa bidik misi.

Lulus D3 dai Universitas Muhammadiyah Mataram, November tahun 2919, Syauqi belum merasa puas. Dia harus terus menuntut ilmu.
Tekadnya sudah bulat. Syauqie tidak pulang ke Bim, tapi meninggalkan Mataram dan menyeberang ke Surabaya. Dia kuliah di Universitas Wijayakusuma pada 2020.

Di bidang menulis pernah menyabet juara Harapan 1 tentang menulis kisah inspiratif se Indonesia di Aceh, 2018. Setahun kemudian mendapatkan juara ketiga lomba menulis karya ilmiah se-NTB, 2018. Setahun kemudian diutus kampus mengikuti Kongres Mahasiswa Bidik Misi se Indonesia di UGM, Yogyakarta.
“Di Yogyakarta saya mendapatkan penghargaan sebagai mahasiswa bidik misi berprestasi dari Kemenristek,” lanjut Syauqi. “Hadiahnya laptop.”

Saya bertanya-tanya, bagaimana Syauqi membiayai kuliahnya sebagai anak rantau? Ada hal yang membuat Syauqi harus terus bertahan, yaitu persoalan tempat tinggal. Dia tinggal di Masjid Salman Alfarisi milik keluarga petinggi Muhammadiyah di Mulyorejo, Surabaya.

Nah, saya sebagai Duta Baca Indonesia seolah menemukan mutiara hitam. Saya, Bambang Prakoso dan Aditya Akbar Hakim – mereka pengelola Iqro Semesta yang jadi ayah angkat Syauqi, menasbihkan Syauqi Pradau asli Bima, NTB, sebagai penulis masa depan Bima.
“Sekarang saya sudah lulus S1 dari Universitas Wijayakusuma. Saya harus berterima kasih kepada dosen saya, Pak Bambang Prakoso dan Pak Aditya Akbar Hakim. Saya diajak kegiatan literasi oleh mereka. Saya bisa melek literasi. Saya juga bisa kenal dekat Mas Gol A Gong.”

Syauqi Pradau, kini namanya. Praudau adalah nama desa di Bima, kampung halamannya. Saya berharap suatu saat nanti, Syauqi menulis sesuatu yang bisa dibanggakan dan pulang membangun Bima.
Gol A Gong – Duta Baca Indonesia 2021-2025

TOKOH KITA mulai Mei 2025 tayang dua minggu sekali, gantian dengan ESAI, tayang setiap hari Kamis. Jika di sekelilingmu ada figur yang memberi inspirasi atau berdampak positif pada lingkungan atau juga kelurga, silakan dituliskan. Antara 1000 – 1500 kata. Jangan lupa 4 foto plus foto penulis dengan tokoh kita. Ada honorarium Rp100.000. Kirim ke email gongtravelling@gmail.com dan golagongkreatif@gmail.com dengan subjek: Tokoh Kita

