Oleh Solu Erika Herwanda

Setelah film Sayap-Sayap Patah yang dibintangi Nicholas Saputra dan Ariel Tatum, Denny Siregar Production memproduksi kembali film Sayap-Sayap Patah 2 Olivia yang tak kalah gila! Sepanjang menonton kamu akan dibayang-bayangi betapa terlukanya batin seorang bapak dan anak ketika kamu adalah mereka.

Film ini terinspirasi oleh aksi pengeboman di Samarinda tahun 2016, di hari yang sama dengan terbebasnya Leong (Iwa K) dari penjara atas kasus terorisme serta penyanderaan oknum polisi 2008 silam, di film Sayap-Sayap Patah 1.

Film Sayap-Sayap Patah 1 cukup menguras emosi dan bikin berderai air mata tersebab potret dramatik tokoh Adji (Nicholas Saputra), yang meregang nyawa akibat goresan beling di lehernya bertepatan dengan lahirnya anak pertama mereka dari rahim istrinya, Nani (Ariel Tatum).

Pada Sayap-Sayap Patah 1, ada tiga oknum polisi yang saat itu sedang menjaga sel tahanan menjadi sanderaan Leong dan para napi yang terlepas dari jeruji tahanan. Di antaranya Adji dan dua oknum yang berhasil selamat.

Sementara itu, pada Sayap-Sayap Patah 2 Olivia, penonton lebih dikuras air matanya oleh konflik batin anak dan bapak yang dimainkan dengan sangat apik oleh para pemainnya.

Askar (Bio One) sebagai anak Leong terbukti memiliki kepribadian dan ideologi yang lurus, justru menciptakan twist di akhir cerita yang tak lain disebabkan oleh patah hati seorang anak yang menyaksikan sendiri bagaimana maut menjemput bapaknya di bara api saat tim jibom melakukan operasi pengepungan di tempat pencetakan batu-bata daerah Cibata.

Film ini tak hanya menayangkan peristiwa bersejarah yang sulit dilupakan masyarakat Indonesia,—seperti Sayap-Sayap Patah 1—khususnya masyarakat Samarinda dan Surabaya (dari kasus pengeboman kantor polisi yang diangkat di Sayap-Sayap Patah 1) yang menjadi saksi bisu peristiwa kelam itu langsung. Film Sayap-Sayap Patah 2 Olivia ini saya rasa lebih menjelaskan pada penontonnya bagaimana ideologi seseorang berseteru dengan cinta anak dan orangtuanya.

Tiga tokoh menjadi perbandingan langsung akan kedisharmonisan hubungan ini, di antaranya Olivia (Myesha Lin) yang kurang kasih sayang ayahnya, Pandu (Arya Saloka) karena profesi seorang anggota pasukan khusus yang tak mengenal waktu, kemudian kisah bapak dan anak yang paling mencabik hati penonton adalah kisah Askar; seorang anak yang tumbuh remaja tanpa sosok bapak karena Leong mendekam di penjara.

Ketika baru saja dia bertemu sang bapak, Leong justru pergi untuk selamanya di depan matanya. Ini menjadi traumatis sekaligus bom waktu di hati Askar yang sedikit demi sedikit menggerogoti ideologi putihnya.

Ketiga, upaya remaja lelaki bernama Isfan untuk melakukan aksi bom bunuh diri supaya bapaknya, Buroq yang juga tahanan teroris bangga kepadanya adalah bukti bagaimana cinta antara bapak dan anak ini patah lalu mereka coba memperbaikinya.

Tiga pasang tokoh itu membawa konflik masing-masing yang setara besar, yakni kedisharmonisan hubungan antara bapak dan anak. Kisah pengeboman di film ini saya rasa justru hanya tempelan untuk membalut kesan dramatis yang monoton dibanding Sayap-Sayap Patah 1 yang memang terkesan reka ulang kejadian sebenarnya.

Ferry Pei Irawan, memasak film ini dan memastikannya matang tak hanya pada segi kemiripan dengan cerita asli yang terjadi seperti pada film sebelumnya, tapi menurut saya Sayap-Sayap Patah 2 lebih berani dalam membuat adegan penyerangan dari sebelumnya.

Sayap-Sayap Patah 2 Olivia adalah film yang menciptakan perenungan; bagaimana besarnya cinta dan bulatnya ideologi dalam kehidupan manusia saling memengaruhi.

Tentang Penulis:
Mahasiswi yang lahir dan tinggal di Madiun, di Ponorogo kuliah saja. Beberapa cerpennya bisa dibaca di Lensasastra.id, Matamata.co, Cerpen_Sastra, Ngewiyak.com, Omongomong.com, Janang.id. Golagongkreatif, Kompas.id, Majalah Elipsis, Ruang LiteraSIP, Kurungbuka.com. Mari berteman di ig: @me.soluryka atau FB: Solu

LAYAR BIOSKOP: Resensi film di Layar Bioskop, harus orisinal. Penonton harus terhubung langsung dengan filmnya. Hindari definisi-definisi, upayakan ada detail suasana bioskop dan penonton. Teknik menulis travel writing sangat ditunggu. Lengkapi dengan foto selfie dengan poster film, suasana lobby bioskop, dan tiket bioskopnya. Panjang 500 hingga 700 karakter. Honor Rp. 100 ribu dari Honda Banten. Terbit tiap Jum’at. Kirim ke email golagongkreatif@gmail.com dengan subjek Layar Bioskop.

Please follow and like us:
error70
fb-share-icon0
Tweet 5