Oleh: Natasha Harris

Waktu nonton drama Korea Twenty Five Twenty One, aku langsung kepikiran sama hubungan antara senior dan junior di Korea Selatan. Contohnya waktu Baek Yi Jin mulai kerja di kantor berita UBS, dia keliatan banget menghormati senior-seniornya, dan sebaliknya, dia juga ngebimbing juniornya dengan penuh perhatian.

Di Korea, hubungan kayak gitu dikenal dengan budaya 선배-후배 (sunbae-hoobae) yang berarti ‘senior-junior’. Meskipun kedengarannya cuma hubungan senior-junior, tapi perannya cukup besar lho dalam kehidupan individual di sana.

Di Korea, sunbae itu biasanya orang yang lebih dulu masuk ke suatu lingkungan, dan hoobae adalah junior yang datang belakangan. Menariknya, hubungan ini bukan cuma soal urutan masuk, tapi juga banyaknya aturan sosial yang mereka hormati, kayak cara ngomong, siapa yang harus nyapa duluan, sampai siapa yang akan bayarin makan.

Tapi di balik itu semua, ada nilai saling jaga juga. Dimana sunbae biasanya dianggap sebagai orang yang harus jadi panutan, dan hoobae itu kayak adik yang perlu dibimbing.

Kalau dipikir-pikir mirip ya kayak di sini, di Indonesia juga ada budaya senioritas. OSPEK misalnya, sering banget jadi ajang senior nunjukin kekuasaannya. Di organisasi kampus atau ekskul juga suka ditemuin pola kayak gini, dimana yang baru harus nurut sama yang lebih dulu.

Tapi bedanya, di sini senioritas kadang masih dianggap ajang pamer kuasa, bukan bimbingan. Ya emang gak semua sih, tapi aku pribadi sampai saat ini masih suka lihat.

Di Korea meskipun mereka menjunjung tinggi hierarki, banyak juga ko yang menjalaninya dengan rasa tanggung jawab dan perhatian. Tapi juga sama kayak di tempat lain sih, budaya ini di Korea juga gak selalu ideal.

Masih ada yang salah gunain status sebagai sunbae buat menekan hoobaenya (masih sering dihighlight di drama-drama Korea tentang bullying).

Tanpa ego yang besar, hubungan antar senior dan junior sebenernya bisa banget jadi ruang buat tumbuh bareng. Ketika yang lebih dulu punya niat buat membimbing, dan yang baru juga terbuka buat belajar. Kita di Indonesia gak perlu niru budaya ini mentah-mentah, tapi bisa ambil nilai baiknya aja.

Please follow and like us:
error70
fb-share-icon0
Tweet 5