Tak ada kebenaran lagi, betulkah itu? Carilah di lacimu. Barangkali ada di meja kerjamu. Hey, di perempatan jalan! Ban mobil dibakar pendemo, mengepul asap hitam – jangan-jangan kebenarannya ikut terbakar. Bisa saja dicara di gedung dewan – tunggu dulu, sudah registrasi?

Hidup memang penuh risiko. Kita memiliki banyak jari yang tak memerlukan lagi mulut, apalagi hati, untuk menentukan kebenaran itu.

Gol A Gong

Puisi Gol A Gong
TANPA TANDA TANYA

Kepada siapa kita harus percaya
tak ada tombol
ketika segalanya diukur dengan angka
stempel berlumur tinta

Kita tersesat di antara labirin kata
: adakah kebenaran sekarang

Kepada siapa kita harus menyerahkan diri
kehidupan tak lagi punya makna
berlomba di jalan yang entah
tanpamu akan menuju ke mana

Pentingkah kita tetap memelihara
jangan bertanya arah hidup
kepada siapa sekarang harus mengikuti
harus bertanya tanpa tanda tanya

Nabi baru tempat bertanya
tak memiliki lagi jawaban
penyair terlalu mabuk kata
di mana tanda tanya berada

*) Medan 19 Juni 2025

oOo

Puisi Gol A Gong
KEPADA SIAPA

Siapa yang bisa aku percaya
sekarang ini
kepada televisi
air bah kata di telepon genggam
atau bau busuk mulutmu

Puisi tak pernah menyelesaikan
masalah selalu datang
pada akhirnya
dari si penyairnya

berebut gelas
bersaing panggung

Saling tuding
menulis dendam

Kepada siapa yang bisa
aku percaya
selain kepadamu
entah dengan cara apa

Sajadah berdebu
menara masjid roboh

Sorban kiyai berlumur darah
berakhir di selangkangan

Satu saja yang tersisa
Kiblatmu tetap jadi tujuan

*) Serang 25 Juni 2025

oOo

Pusi Gol A Gong
TOMBOL

Kurobek saja tiket itu
keberangkatan yang tak tertulis
di buku perjanjianmu
orang-orang tak tahu lagi jalan
pulang ke mana
pergi kepada siapa

tak ada yang pernah menekan tombol
warna merah itu
bahkan hijau
semua berheti di kuning
: kau berani belok kiri langsung?

*) Bandara Soe-Ta, 26 Juni

oOo

Puisi Gol A Gong
SIASAT

Di antara buku-buku
berisi banyak kata
: adakah kebenaran di sana?

Sebelum semuanya terungkap
di halaman berapa bersembunyi
kalimat tanpa konsonan
berisi angka-angka mematikan

ketika palu itu diketuk
air mata berhamburan
seperti menang perang
dalam kepala penuh paragraf

bau moral
topeng 

sprei
lenguh
desah
kuitansi
stempel
short time

Kumatikan saja televisi
kulepas saja nomor cantikku
: semua diselesaikan Tuhan

*) Kinabalu, 27 Juni 2025

oOo

Puisi Gol A Gong
TELUNJUK TUNJUK

Dalam hening kata
mencari tempatmu berada
tak ada doa-doa
kutemukan dalam amplop
tanpa arah
: telunjuk siapa itu

Dalam gelisah kalimat
kau hilang tanpa titik dan koma
untuk apa paragraph
tanda seru
tanda tanya
berputar mencari jari
telunjukmu
untuk menudingmu

*) Kinibalu 28 Juni 2025

oOo

TENTANG PENULIS: Gol A Gong adalah Duta Baca Indonesia yang senang menulis puisi. Setiap melakukan perjalanan selalu menemukan sesuatu untu ditulis jadi puisi. Beberapa puisinya tergabung di buku Antologi Puisi Dari Negeri Poci, Temu Sastrawan Indonesia, Puisi Menolak Korupsi, dan Puisi Esai. Pernah menerima penghargaan Toko Sastra dari Majalah Horison – Balai Pustaka, 2013. Buku puisi tunggalnya “Air Mata Kopi” (Gramedia, 2014) masuk 10 besar Hari Puisi Indonesia 214.

PUISI MINGGU terbit setiap hari Minggu. Silakan mengirimkan 5 hingga 10 puisi tematik. Sertakan foto diri dan gambar atau foto ilustrasi untuk mempercantik puisi-puisinya. Tulis bio narasi dan pengantar singkat. Kirimkan ke email : gongtravelling@gmail.com. Ada honorarium Rp 300.000,- dari Denny JA Foundation. Sertakan nomor WA dan nomor rekening banknya. Jika ingin melihat puisi-puisinya yang sudah tayang, klik banner di bawah ini:

Please follow and like us:
error70
fb-share-icon0
Tweet 5