Puisi Esai Gen Z Karya Julia Ramadhani – siswi kelas 8 di SMPU Uswatun Hasanah Kota Cilegon

(Kamis, 19 September 2024, seorang balita dibunuh. Ia diculik oleh klien ibunya. Alasannya karena utang asmara sejenis yang dialami pelaku. Beberapa hari sang anak menghilang, hingga pada akhirnya ia ditemukan oleh warga sekitar di bawah jembatan dengan kondisi dililit lakban)

oOo

Ibu, aku ingin bermain dengan warna ini lebih lama
Tolong aku bu

Katanya aku menghilang
Setelah ibu menghapus jejaknya dan mengunci pintu
Berharap aku aman berada di balik ruangan itu.

Apalah daya aku
Aku hanya seorang manusia bertubuh kecil

Mereka datang dengan api kemarahan
Menggeretku dengan sekuat tenaga
Aku tergores jalanan
Pedih, sangat pedih

Darah, nanah, lebam, luka
Manusia mana yang tega
Manusia mana?
Mereka harus membayar semua ini
Mereka adalah setan sesungguhnya

Mengucap janji adalah hal yang mudah untuk diutarakan
Tapi tidak dengan menjalankannya.
Menggunakan identitas ibuku untuk berhutang pada media online.
Huh, apa yang berada di pikiran mereka?

Memang mereka teman dekat ibuku
Sangat dekat
Hampir seperti keluarga
Sampai ibuku rela memaafkan mereka
Di saat ia menemukan
bahwa sang iblis bertemakan keluarga itu mengkhianatinya

Pesan-pesan semakin membludak membuat ibu jengkel.
Ia menagih setiap orang yang membuat kesalahan
Dengan iming-iming berjanji.

Apa kau berpikir mereka akan menebus kesalahan tersebut?
Sangat-sangat salah jika kau memikirkannya

Sangat ingin membuat sang ibu menghilang
“Kami ingkar. Kami tak akan menebus kesalahan tersebut. Kau terjebak. Haha.”

Mereka hampir memenggal nyawa ibuku
Namun
Takdir tidak semulus perencanaan aksi mereka.

Berpikir.
Berpikir.
Terus berpikir.

Mengapa? Mengapa aku yang harus mereka pikirkan?
Mengapa?
Mengapa?
Mengapa?

Salahku apa?

Ibuku bukannya berniat menyayat hati mereka
Ibuku hanya ingin mereka menebus semuanya

Layaknya samsak
Pukul, tendang
Segala macam teknik beladiri tertuju padaku
Tubuhku sudah tak berdaya
Menangis pun tak akan bisa meredakan segalanya

Di mana kasih sayang ibuku itu
Di mana?
Memasukkanku ke dalam tas ransel adalah ide yang bagus bukan?
Tapi, terlalu sempit untuk tubuhku
dan membuat benak mereka mengatakan
“Lakbani saja tubuhnya dalam posisi meringkuk.”
Sungguh, ide yang sangat cemerlang agar aku tetap pada posisi meringkuk

Tubuhku dibawa ke salah satu jembatan
Pantai Cihara Kab. Lebak, Banten
Mereka menaruhku di bawah jembatan tersebut

Aku bersimbah darah dan terselimuti lakban di bawah jembatan itu
Aku tak bisa merasakan sakit lagi
Aku tak bisa berteriak lagi

Pada Kamis, 19 September 2024 sekitar pukul 14.00 WIB
Jembatan itu seakan-akan tak tahan lagi
untuk menutupi kekejian tersebut.
Tubuhku ditemukan
Pemberitahuan anak hilang menyebar dengan ciri-ciri yang sesuai dengan penemuan tubuhku.

Catatan kaki:
https://news.detik.com/berita/d-7551058/pembunuh-bocah-yang-tewas-terlilit-lakban-di-cilegon-ditangkap

oOo

TENTANG PENULIS: Julia Ramadhani, siswi kelas 8 di SMPU Uswatun Hasanah, suka menonton anime, bernyanyi untuk bersenang senang, bersepeda, menggambar, mewarnai, menulis, dan ber-selfie, ia juga menggemari game online dan membaca buku.

PUISI ESAI GEN Z: Puisi Esai Gen Baru ini puisi esai mini 500 kata khusus untuk Gen Z dan Gen Alpha. Disarankan tema-temanya yang relate seperti bully, mental health, patah hati, broken home, sex bebas, dan narkoba. Bagaimana kalau lingkungan, politik, atau kritik sosial ke penguasa? Boleh saja asalkan ada fakta dan sertakan link beritanya. Tuliskan 500 kata. Sertakan bionarasi maksimal 5 kalimat, 2 foto penulis dan 2 ilustrasi AI yang mendukung puisi esainya. Kirimkan ke golagongkreatif@gmail.com dengan subjek: Puisi Esai Gen Baru. Ada honorarium Rp 300 ribu dari Denny JA Foundation bagi yang puisi esainya tayang. Jangan lupa sertakan nomor rekening bank. Jika ingin membaca Puisi Esai Gen Z yang sudah tayang klik gambar di bawah ini:

Please follow and like us:
error70
fb-share-icon0
Tweet 5

ditulis oleh

golagong

Duta Baca Indonesia 2021-2025 - Penulis 125 buku - Motivator Menulis - Pendiri Rumah Dunia