Fiksi Mini: Lawang Sewu Karya Gol A Gong

Aku merasa bumi berputar di Lawang Sewu. Plaza penuh sesak dengan gen Z. Sedang ada kompetisi cosplay anime. Mereka para wibu – yang terobsesi gaya anime, lalu-lalang tertawa-tawa. Di panggung beberapa gadis belia berjingkrak-jingkrak melantunkan lagu-lagu ilustrasi film One Piece.

Aku bisa merasakan, banyak wibu aneh yang sebetulnya para penunggu gedung peninggalan Belanda ini. Awalnya gedung ini kantor jawatan kereta api Belanda. Ketika Jepang menjajah, gedung ini jadi tempat penyiksaan. Kalau saja putriku tidak mengikuti kompetisi cosplay anime, aku tidak tertarik datang ke Lawang Sewu.

Aku mencari-cari Ibin. Putrinya juga ikut kompetisi. Kami sudah janjian menonton dan mendukung putri kami. Aku merasa tidak enak sendirian, karena persoalan umur. Jika bersama Ibin, aku merasa tidak sendirian. Tapi para wibu dan penonton yang rata-rata remaja, tidak memedulikan kehadiranku.

Aku berjalan ke koridor. Putriku mendapat giliran naik ke panggung menunjukkan aksi agar dinilai para juri dengan nomor 75. Ternyata di koridor juga banyak para penunggu dengan cosplay anime. Aku tidak memedulikan mereka walaupun sorot mata mereka merah dan gerak bibir mengancam.

Aku melihat Ibin berdiri menyender di dinding koridor. “Bin, Ibin!” Aku memanggilnya.

Ibin menoleh. Dia tersenyum senang begitu melihatku.

“Lama sekali, Bin!”

“Aku udah lama nungguin Mas di sini!”

Suara kami sangat keras, karena musik di panggung begitu bising. Belum lagi suara para wibu yang berisik dan mendengung bagai lebah.

“Perasaanku nggak enak, Bin!”

“Aku juga, Mas!”

“Kamu lihat mereka kan?”

“Mas juga bisa lihat mereka?”

“Iya!”

“Aku takut, Mas.”

“Pindah, yuk!”

Ibin adik kelasku di SMA. Kami kini bekerja di kantor yang sama, yaitu Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Atasan kami memerintahkan, agar Lawang Sewu dijauhkan dari kesan angker. Gedung ini harus jadi wadah ekspresi anak muda. Itu sebab kenapa diadakan kompetisi cosplay anime, karena anak-anak muda sangat menyukai.

“Kayaknya mereka marah, karena tempat ini jadi rame, Mas!”

“Aku rasa juga begitu, Bin. Tapi, mau bagaimana lagi? Ini perintah boss!”

“Tapi bulan depan, Boss harus kita ajak. Dia harus lihat, kalau programnya ini mengganggu mereka.”

Aku dan Ibin terus menyusuri koridor, menuju ke barat. Para wibu palsu yang sebenanya adalah para arwah penunggu gedung tua, kini semakin banyak. Mereka berdiri menatap kami. Tapi kali ini mereka tersenyum ramah, seolah ingin berbaik-baik dengan kami. Aku dan Ibin saling pandang, merasa heran.

 “Bin!” Aku tertegun sambil menunjuk ke dua gadis belia yang sedang menangis.

“Itu Kintan sama Dona, Mas!”

Kintan, putriku! Dona, putri Ibin. Kenapa mereka menangis?

Aku dan Ibin berlari mendekati. Berkali-kali kami memanggil, tapi mereka tidak menanggapi. Mereka terus saja menangis, sepertinya tidak menyadari kehadiran kami.

Mulya – pegawai di kantor kami, yang diberi tanggung jawab mengelola kegiatan, mendekati Kintan dan Dona. Aku dan Ibin bergantian memanggil Mulya, tapi juga tidak menggubris.

“Kakak sudah mengecek ke kantor polisi. Iya, betul. Ayah kalian termasuk yang tewas akibat tabrakan beruntun.”

Kintan dan Dona saling peluk dan menangis lebih kencang.

Aku dan Ibin saling pandang. Para wibu penunggu gedung tua, mendekati kami; mereka menepu-nepuk pundak kami dan menunjukkan wajah sedih.

*) Kota Malang, 24 Februari 2024

FIKSI MINI hadir setiap minggu mulai Juni 2025. Terbit hari Senin. Kita tahu, fiksi mini sedang trend. Silakan mengirimkan fiksi mini karyamu. Satu lokasi, satu waktu, ada plot twist saat endingnya. Antara 250-500 kata. Silakan kirim fiksi minimu ke gongtravelling@gmail.com, subjek: fiksimini. Sertakan bionarasimu 5 kalimat, foto dirimu, dan ilustrasi yang mendukung. Ada uang ganti pulsa alakadarnya Rp. 100.000,- dari SIP Publishing. Selamat menulis. Jika ingin membaca fiksi mini yang sudah tayang, klik:

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://www.instagram.com/golagongkreatif?igsh=MXVlZDR5ODlwd3NsdQ==