Makan pagi dengan bermandikan cahaya Ilahi Rabbi yang hangat sampai mulai terasa panas. Kami bertahan duduk makan sambil membincangkan anak-anak yang sudah menyebar di kota lain. Percakapan dalam grup WhatsApp keluarga, kuliah dan pekerjaan anak-anak adalah bahan seru.
Di Meja Makan
Berbagi Rasa
Di Meja Makan: Tinggal Berdua Saja
Setiap pagi, kami pandangi kursi-kursi yang lain. Berharap mereka ada tentu tidak adil. Paling juga si sulung Nabila dua minggu sekali weekend, duduk menemani makan sambil menceritakan mimpinya domisili di luar negeri.
Di Meja Makan: Membatalkan Operasi
Reaksi hubby pertama kali mendengar keputusanku membatalkan operasi adalah bertanya: kenapa? Aku jelaskan alasanku, dan beliau dapat memahami. Aku mengesampingkan sisi emosional untuk memutuskan hal ini, dan telah merencanakan sederet langkah selanjutnya. Insyaallah ini keputusan yang tepat.
Di Meja Makan: Tanpa Penyedap Rasa Buatan
Baiklah, udang goreng tepung masuk kulkas. Padahal butuh kerja keras menyiangi udang sebelum diolah, kan. Aku sebetulnya paling tidak suka melakukannya karena butuh waktu lama. Tapi demi anak dan suami, kulakukan juga. Untunglah ketika mereka tidak juga memakan hasilnya aku tidak ngambek
Di Meja Makan: Nasgor dan Daging Sapi
Aku tercenung mengingat daging sapi yang masih dalam kondisi beku. Kebayang agak lama mengolahnya, meski daging sudah matang. Demi permintaan hubby, aku olah daging beku dalam panci presto sementara aku masak nasgor.
Di Meja Makan: Hubby Suka Kornet Sejak Dulu
Ya, hubby suka kornet sejak dulu. Dia gembira ketika melihat kornet terhidang di atas nasgor. Dia bertanya, “Kapan beli kornet?” Sudah cukup lama, memang, aku tidak masak kornet.