Detik-detik Pak Dadang si Dewa Kipas merebahkan rajanya diserang GM Irene, saat itulah gunting Adam si tukang cukur di Rumah Pangkas Asser , Kampung Ciloang, Kota Serang, membabat habis rambut Gol A Gong. Terakhir dicukur 2018.
“Anggap saja ini nadzar, karena terlepas dari Covid-19,” kata Gol A Gong.
Membaca status Rahmat Heldy Hs – Duta Baca Banten, yang sedang jadi nara sumber kegiatan bersama Dindikbud Kota Serang. Coba baca spanduk kegiatan di belakangnya:
“Pengelolaan Kebudayaan yang Masyarakat Pelakunya Dalam Daerah Kabupaten Kota” dan terus baca ke bawah…
Bagaimana menurut Anda? Mungkin saya mulai tua. Mau buka buku Bahasa Indonesia, malesnya minta ampun…
Kata Bung Karno, “Mimpilah setinggi langit, jika pun gagal, kau akan jatuh di antara bintang-bintang.”
Ketika masih remaja, saya bercita-cita jadi juara All England berlengan satu, pertama kali di dunia. Gagal. Hahaha. Ketinggian. Tapi aku jadi Juara Badminton se Asia Pasific di Asian Para Games di Solo dan Jepang (1986-89) untuk kelas amputi tangan. Aku jatuh di antara bintang-bintang.
Halaman pertama koran Radar Banten edisi Rabu, 17 Maret 2021, sangat menarik perhatian saya. Secara umum, peristiwa yang dilaporkan itu ditimbang dua unsur:
1. Unsur berita (5W plus 1H) 2. Nilai berita (CHuPPT)\
Nah, headline pertama :”Tuding Ada Pihak yang Manuver”.Jika merujuk ke CHuPPT, jenis kelamin berita ini tidak jelas. Siapa yang “menuding” dan “tertuding”. Beberapa komentar secara bercanda mengatakan, “Apakah ‘Tuding’ itu nama orang?”
Kehadiran koran lokal di Banten sangat besar kontribusinya kepada perkembangan perilaku masyarakatnya. Banyak berita yang dilaporkan para wartawannya berdampak positif kepada masyarakat luas. Para pejabat tidak bisa lagi sewenang-wenang dengan jabatannya (maladministrasi). Pelan-pelan, sedang terjadi perkembangan perilaku pejabat (kinerja) ke arah yang lebih baik. Terima kasih, para wartawan.
Di status ini, saya mengajak teman-teman ngopi atau nge-teh sambil membaca koran Radar Banten. Masih ingat berita yang ditulis pada Senin 15 Maret 2021? Di halaman “Radar Lebak” ada berita “Ayah Tiri Cabuli Anak Pejabat”.
Kita tercengang! Seorang ayah mencabuli anak tirinya! Dari berita itu, kita semakin tahu, betapa “seks” tidak lagi sakral tetapi sudah jadi kebutuhan mendesak yang harus segera disalurkan. Ketika hawa nafsu (seks) menggelegak, maka “lubang” harus segera dicari, tidak peduli “lubang” itu milik anak tirinya. Pokoknya, tersalurkan…
“Saya selama setahun, sejak Maret 2020, mematuhi protokol kesehatan. masker, jaga jarak, cuci tangan, semprot disinfektan. Pokoknya semua yang dianjurkan pemerintah saya lakukan. Tapi setelah setahun, akhirnyqa saya kena Covid-19 juga, sementara yang lain sedang happy dengan vaksin…”
Maret 2021. Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat mengucapkan, “Selamat ulangtahun, Covid-19. Pendek umur, segera binasa.” Ya, binasa. Jangan ada perayaan tahun kedua.
Setelah satu tahun bertahan, sementara orang-orang sudah divaksin dan merencanakan ini-itu…
Akhirnya yang saya takutkan terjadi. Setelah saya isoman 10 hari, sejak 27 Februari 2021, pada 8 Maret saya negatif walaupun bayang-bayang Covid-19 masih ada, kata dokter. Kini sampai 11 Maret 2021, masih tersisa batuk berdahak.